Tampilkan postingan dengan label livestyle. Tampilkan semua postingan

Tips Lebaran Hemat Saat Pandemi

Tidak ada komentar


Lebaran sebentar lagi. Tinggal menghitung hari. Tapi suasananya sungguh berbeda. Sepi. Gak seperti di kampung halaman. Biasanya orang-orang sudah pada heboh bersihin rumah. Menghias halaman rumah menjadi meriah.


Memang gak banyak yang bisa dilakukan untuk mencegah pandemi ini. Apalagi musim mudik seperti sekarang ini. Bandara tiba-tiba penuh, jalan-jalan juga macet. Duh, gemes banget lihatnya. Aturan pemerintah seperti angin lalu.

Memang efek domino dari pandemi virus covid-19 ini cukup panjang. Saat pemerintah menerapkan PSBB, masyarakat belum siap akan dampak ekonominya. Apalagi yang bekerja sebagai buruh harian. Kalau tak keluar tiap hari, siapa yang bakal menanggung kebutuhan hidupnya.

Nah, saat situasi pandemic seperti saat ini, menjalankan pola hidup hemat adalah koentji. Baik untuk sehari-hari maupun persiapan lebaran.

Momen merayakan lebaran biasanya membutuhkan dana tersendiri. Salah satunya ya mudik ke kampung halaman. Selain itu, printilan lebaran seperti baju, kue, dan oleh-oleh musti direncanakan jauh-jauh hari.

Saat pandemi virus covid-19 menyerang, saya sekeluarga memutuskan untuk tidak pulang kampung. Sebagai ikhtiar sehat untuk seluruh anggota keluarga. Jadi, ada beberapa pos yang biasa dikeluarkan saat lebaran, kini bisa dsimpan untuk keperluan lain.

Apa saja yang bisa dihemat saat lebaran di tengah pandemi covid-19?

1. Biaya mudik

Tidak bisa dipungkiri, mudik ke kampung halaman membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biaya transportasi, konsumsi, dan printilan lain yang musti dianggarkan jauh-jauh hari.


Nah, saat pandemi seperti saat ini, kami memutuskan untuk tidak mudik lebaran. Ikhtiar untuk menjaga kesehatan keluarga yang ada di sana. Jadi, alokasi dana mudik, bisa ditabung untuk keperluan mendadak. Maklum, kondisi ekonomi saat pandemi ini tidak bisa diprediksi. Sedia payung, sebelum hujan.

2. Angpao

Tiap tahun, tradisi keluarga besar selalu memberikan angpao kepada anak-anak. Kami biasanya mengalokasikan dana tersendiri untuk ini. Momen lebaran yang ditunggu anak-anak salah satunya ya ini. Mendapat angpao dengan amplop lucu-lucu dari kerabat atau tetangga dekat.

Dana untuk ini, bisa disimpan untuk keperluan lain.

3. Kue lebaran

Sebenarnya kami tidak pernah membeli kue lebaran. Ibuk sudah menyediakan kue lebaran di rumahnya. Biasanya saat pulang kampung, kami membeli oleh-oleh untuk keluarga dirumah. Nah, kue ini nantinya juga bakal disajikan untuk tamu.

Sumber: Freepik
Tapi, karena kami gak pulang kampung, saya jadi beli kue lebaran. Buat di makan sendiri hehehe. Biar dirumah berasa lebaran aja gitu. Belinya juga gak banyak. Pilih yang anak-anak suka. Alokasi kue lebaran ini bisa diambil dari dana angpao.

4. Baju lebaran

Tahun lalu, saya membuat baju lebaran dua anak saya dengan kain sarung milik ayahnya. Satu lembar kain sarung, bisa untuk 2 model baju. Si mas Zafran saya bikinkan sarung instan. sedangkan adiknya pakai gamis dengan kombinasi warna sebagai atasannya.


Biasanya memang ada alokasi dana khusus untuk urusan baju baru. Anak-anak sih yang paling banyak. Maklum, ibuknya suka gemes kalau lihat baju lucu-lucu.

Tahun ini, Inara sudah dibelikan baju lebaran sama utinya. Tinggal mas Zafran yang belum. Sedangkan saya dan ayahnya, bisa pakai baju lama. Toh kita gak akan kemana-mana kan.

Yup itu tadi pos-pos dana yang bisa dihemat saat lebaran di tengah pandemi. Sebenarnya godaan terbesar adalah pos makanan. Sering lapar mata kalau sudah buka puasa atau lihat diskon kuliner. Tapi masih bisa dikontrol dengan masak sendiri di rumah.

Oke, itu tadi beberapa cara menghemat dana lebaran disaat pandemi. Kalau kamu, punya tips lain?





5 To Do List Lebaran Di Kota Rantau

Tidak ada komentar

Sidoarjo. Sudah 6 tahun kami tinggal di kota ini. Sejak anak pertama berumur satu tahun, saya mulai menempati rumah di Sidoarjo. Rumah yang dibangun dengan penuh perjuangan pasangan muda baru menikah.

Tidak sempit, tidak juga seluas rumah di kampung halaman. Cukup untuk keluarga kecil kami. Lingkungan perumahan juga baik. Tetangga ramah. Sering bercengkrama saat sore tiba. Ngobrol tentang anak, atau menu masakan untuk besok.

Biasanya, H-7 sebelum lebaran, kami sudah meninggalkan rumah untuk menuju ke kampung halaman. Saya berangkat dulu. Sedangkan suami menyusul H-2 lebaran sesuai jadwal cuti bersama kantor.

Tahun ini, sepertinya kita akan menghabiskan hari Raya Idul Fitri di sini saja. Sidoarjo. Di rumah dengan dua kamar, satu kamar mandi, dapur dan ruang tamu. Pasti bakal sepi. Tidak seperti lebaran tahun-tahun sebelumya.

Penyebabnya, apalagi kalau bukan pandemi virus covid-19. Segala bentuk aturan sudah dilakukan pemerintah. Mulai social distancing, penggunaan masker, sampai PSBB berjilid. 

Berikut kumpulan aturan pemerintah tentang pelaksanaan puasa Ramadan dan lebaran Idul Fitri tahun 2020.



**

Hari ini, hari ke-23 puasa Ramadhan. Saya sudah punya angan-angan apa saja yang bakal dilakukan saat lebaran di kota rantau, Sidoarjo. biar suasana lebaran seperti di kampung halaman. Meskipun tetap beda sih. Gak apa-apa, namanya juga usaha. hehehe

1. Bikin masakan khas

Kuliner yang selalu diburu saat pulang kampung adalah lodho Tulungagung. Lodho mbak Sri dekat terminal Tulungagung, menjadi incaran saat mudik.

Karena tahun ini gak mudik, saya berencana bikin lodho sendiri. Pesan lontong atau ketupat ke tukang sayur. Maklum, saya gak bisa bikin ketupat atau lontong.

Makanan khas lainnya adalah ketupat sayur. Sajian lontong atau ketupat dengan sayur lodeh dan taburan bubuk kedelai di atasnya. Karena saya tak bisa bikin lodeh khas Tulungagung, sepertinya bikin lodho lebih aman. Hihihi.


2. Beli kue lebaran

Meskipun gak pulang kampung, bukan berarti gak ada kue lebaran. Buat dikonsumsi sendiri juga gak apa-apa kan. biar berasa lebaran gitu meskipun di rumah saja.

Beli kue yang mejadi favorit seluruh keluarga. Gak perlu pakai pakem kue lebaran. misalnya, musti ada nastar atau kue kering lainnya.

Saya lebih memilih kue yang disukai anak-anak. Ya meskipun gak apa-apa juga kalau ada nastar di rumah. Biar suasana lebaran tambah berasa.

3. Silaturahmi

pemerintah menghimbau untuk tidak melakukan silaturahmi, dengan berkunjung kerumah saudara atau tetangga. Soalnya, virus covid-19 masih merajalela. Belum ditemukan antivirus. Jadi untuk menghindari penyebaran, anjangsana bisa diganti dengan dengan video call atau via wa. InsyaAllah tidak mengurangi pahala silaturahmi.

Sungkem dengan orang tua juga bisa dilakukan via online. Meskipun rasanya pasti bakal beda. Tapi kayaknya tetep nangis deh nanti. Hiks..

4. Dekorasi rumah

Setiap lebaran, suasana kampung halaman selalu meriah. Lampu warna warni terpasang hampir di tiap rumah. sepanjang jalan kampung juga dibikin ornament khas lebaran. Seperti memasang umbul-umbul, hiasan ketupat, kertas warna warni. Dibentuk sedemikian rupa sehingga, saat masuk kampung, seperti disambut seluruh penghuni desa.


Nah, rencanannya, saya juga akan mendekor rumah. Sederhana saja. Seperti memasang lampu kerlap kerlip di depan rumah. Bikin obor kecil di taman biar kayak suasana pedesaan.

Duh! Nulis gini aja, mata kok ya berkaca kaca.

5. Shalat idul fitri

Majelis ulama indonesia telah mengeluarkan fatwa. Shalat idul fitri yang biasanya dilakukan di masjid atau lapangan, bisa dilaksanakan di rumah. Baik dengan berjamaah maupun sendiri (munfarid).

Tata cara shalat idul fitri berjamaah di rumah bisa dilihat di infografis berikut ini.

  
Semoga semua orang bisa dengan sadar mematuhi aturan yang sudah dibuat pemerintah. Untuk kebaikan bersama. Paling tidak, kita sekeluarga sudah memulai ikhtiar untuk tidak ikut menyebarkan virus covid-19 ini. Tidak Pulang Kampung!

Tahun depan, InsyaAllah, sudah bisa berlebaran normal kembali. Berkumpul dengan keluarga, anjangsana, menikmati kue khas lebaran, dan jalan-jalan tanpa rasa was-was. Amin.

Itu tadi kegiatan yang rencanannya akan kami sekeluarga lakukan saat berlebaran di Sidoarjo. Tanpa pulang kampung atau mudik. Tapi tetap berasa lebaran idul fitri.

Kalau kamu? bakal bikin apa buat lebaran di perantauan? Sharing yuk..






Sumber: 
https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/14/055000865/fatwa-mui-ini-ketentuan-shalat-idul-fitri-di-rumah?page=2    
https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/14/120700465/boleh-dilakukan-di-rumah-ini-tata-cara-shalat-idul-fitri?page=1

Ribet Aturan Mudik? Gak Usah Mudik Dulu

4 komentar


“Buk, nanti kalau korona sudah hilang, kita ke rumah ninik ya. Aku mau bawa mainan kardus biar bisa main sama temen-temen disana”

“Iya, sekarang doa yuk, biar koronanya cepet ilang”

Anak sulung saya sudah kebelet pengen mudik ke rumah niniknya. Ninik adalah sebutan untuk mbah putri di keluarga saya. Tiap tahun, kami selalu mudik ke Tulungagung. Kebetulan, suami juga dari kota yang sama.

Bagi anak seusianya, mudik berarti bermain dengan keluarga dan teman baru di kampung halaman. Anjangsana kerumah saudara, bermain sepuasnya, dan bebas makan makanan apapun.

Dua anak saya ini punya bakat alergi. Meskipun sudah lumayan membaik, tapi beberapa camilan masih saya larang. Seperti coklat dan buah yang mengandung getah.


Nah, saat lebaran, aturan itu sedikit longgar. Maklum, banyak godaan. Yang penting gak berlebihan. It’s oke. Jadi, momen lebaran seperti ini yang selalu ditunggu-tunggu sama mas Zafran.

Bagi saya, momen pulang kampung saat lebaran adalah saatnya melepas kangen dengan keluarga. duh, kangen banget sama ibuk. Pulang terakhir saat adik nikah akhir tahun lalu.

Kalau sudah berkumpul dengan keluarga besar pasti banyak cerita. Banyak kejadian seru yang hanya didapati saat lebaran.

kudapan seperti tapai ketan, rengginang, sama madu mongso, menjadi buruan saya saat anjangsana kerumah mbah-mbah sepuh. Kalau sudah kum[ul sama keluarga suka lupa umur. Hihihi.


Tunda mudik

Tahun ini, momen mudik lebaran sepertinya musti di tunda. Pandemic virus covid-19 masih terus merajalela. Pemerintah bahkan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap kedua. Meskipun, kenyataan di lapangan berbeda. masih banyak kerumunan, bahkan jalanan masih macet.

Kemarin pagi, saya pergi ke SD yang akan mejadi sekolah baru mas Zafran tahun ini. jalan pintas masuk perumahan yang biasa dilewati, tutup total. Saya musti cari jalan memutar untk sampai kesana. saya kaget dong. Jalan besar menuju sekolah macet. Seperti hari-hari biasanya. Tidak ada penurunan volume kendaraan. Bahkan warung makanan di kanan kiri jalan juga buka. Meski ditutup dengan kelambu.

Kebijakan PSBB sepertinya tak lantas membuat orang berdiam di rumah. saya maklum sih, karena banyak pekerja harian yang musti keluar untuk bekerja. tapi, kenapa yang tidak berkepentingan bisa leha-leha nongkrong pinggir jalan?!

Situasi sulit ini menjengkelkan. Saya yang tiap hari berusaha di rumah saja, jadi gemas lihat orang-orang masih macet-macetan di jalan. Ini mau sampai kapan virus berakhir?

Apa ini juga yang dinamakan berdamai dengan virus? social distancing bahkan seperti angin lalu kalau sudah lihat kenyataan di jalanan.

Padahal, aturan untuk keluar wilayah yang menerapkan PSBB ini ketat sekali. Seperti infografis yang saya dapat dari laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Sumber: covid19.go.id
Ribet sekali menurut saya. barangkali memang dibikin seperti itu agar orang berpikir dua kali untuk bepergian atau mudik ke kampung halaman.

Oke, saya memang tak bisa membuat semua orang patuh terhadap aturan. satu-satunya jalan, ya saya sendiri musti ikhtiar. Saatnya memikirkan diri masing-masing dan keluarga terdekat.


Tahun ini, kami sekeluarga memutuskan untuk tidak pulang kampung. Semoga ikhtiar satu keluarga ini bisa menekan angka penyebaran covid-19. Saya selalu menempatkan diri sebagai carier virus, agar lebih hati-hati saat mau keluar atau melakukan kontak dengan orang lain.

Mudik tahun depan

Meski virus covid-19 ini belum bisa diprediksi kapan selesai, tapi, saya berharap tahun depan, bisa puasa Ramadan dan berlebaran tanpa was-was lagi.


Berkumpul dengana keluarga besar. ngobrol kesana kemari sambil menikmati suasana kampung halaman yang damai. Jauh dari keramaian. Bisa anjangsana kerumah saudara, menikmati sajian khas lebaran yang tidak ada duanya.

Semoga, anti virus covid-19 ini segera ditemukan. Agar kurva penderita bisa melandai dengan sempurna. Belum ada yang bisa memastikan. Tapi, hapan akan selalu saya sematkan. Bebarengan dengan doa-doa bulan Ramadan. Semoga diijabah oleh sang Maha Merencanakan.

Gak usah mudik yuk, tahan diri dulu. kamu punya cerita apa nih. Sharing yuk…






Sumber:  
https://covid19.go.id/p/protokol/bepergian-lintas-wilayah-saat-psbb-dokumen-ini-syarat-mutlak




Bapak dan Baju Lebaran

4 komentar


Ngobrol tentang baju baru saat lebaran, saya jadi teringat lagu dari Dea Ananda. Salah satu personil trio kwek kwek. Salah satu liriknya begini.

Baju baru alhamdulillah
Tuk dipakai di hari raya
Tak adapun tak apa-apa
Masih ada baju yang lama
Oya…

Saya lupa judulnya. Yang jelas, ini lagu ngena banget di saya. Bahkan almarhum bapak saya bilang, ini lagu paling bagus untuk pendidikan anak-anak.

***

Dulu, waktu masih kecil, saya jarang sekali beli baju baru. Bapak selalu membuat baju lebaran sendiri. Bahannya dari kain sisa konveksi, atau beli kain kiloan. Alasanya, selain lebih hemat, modelnya jelas tak pasaran.

Almarhum bapak sangat lihai membuat baju. Usaha konveksi dia bangun mulai dari nol, tanpa punya latar belakang sekolah formal. Cara memotong baju, dia dapat secara otodidak. Berbeda dengan bapak, ibu pernah kursus modes selama setahun.

Hasilnya? Bapak lebih piawai bikin baju. Tapi, kalau ditanya ini model apa dan bagaimana bikinnya, itu tugas ibu yang menjelaskan. Yang pasti, baju avant-garde, selalu kupakai bersama adikku saat lebaran. Wkwkwk. –saya tahu istilah avant-garde saat masih jadi kuli tinta, pos lifestyle. Sedihnya  dimasukan sama produser ke pos ini. Soalnya, gak terbiasa bergaul dengan orang-orang fashion. Tahu lah gimana gaya hidunya. Ya tapi mau gimana lagi namanya tugas negara. Ya musti dijalani.-

Oke balik ke sini.

Jadi avant-garde adalah kata sifat yang merujuk pada orang atau karya yang unik, kreatif, eksperimental dan inovatif dalam proses pembuatannya. Istilah ini biasa disematkan untuk sebuah karya desain baju.

Nah, alm. Bapakku ini, suka nyoba model-model baju anak paling hits saat itu. Kamu tahu, baju yang dipakai Dea Anada pas nyanyi lagu tadi? Saya punya dong. Kembaran sama adikku. Bahannya jelas gak sama persis. Tapi model dan inovasinya, beh, tak ada lawan.

Sumber : Youtube
Itu baju yang dipakai Dea warna biru, saya punya, persis. Dua layer, beda warna. Model tangan lonceng. Saya warna pink, adik pakai biru.

Saya ingat betul kainnya dibeli di toko kain kiloan. Kenapa gak beli meteran?. Menurut bapak, kualitas kain kiloan lebih bagus. Karena kain kiloan adalah kain sisa dari kain kualitas bagus yang tidak cukup buat dijahit. Bisa karena kurang bahan, atau ada reject dikit di kainnya. Masalah kualitas, jangan salah. Klo pas nemu bagus, kamu bakal dapat kain kualitas tinggi dengan harga miring.

Bravo bapak!

Kelemahannya, tidak bisa beli per meter. Kain seadanya akan ditimbang dengan harga per kilo. Bikin baju dari kain kiloan begini agak tricky. Tapi kalau sudah jadi, gak kalah sama bikinan butik. Trust me. J

Jadi, kalau ditanya apakah saya selalu pakai baju baru saat lebaran, jawabannya bisa iya dan tidak. Iya karena bapak selalu bikin baju buat lebaran. Tidak karena kain yang digunakan dari ‘bahan bekas’.

Kenapa bapak selalu bikin baju lebaran? Ini adalah salah satu cara bersyukur atas nikmat puasa selama 30 hari. Selalu dirayakan, salah satunya dengan pakai baju baru saat lebaran.

Satu lagi, bapak selalu menanyakan baju model apa yang saya suka. Beliau selalu bisa merealisasikannya. Meskipun tak persis sama. Alfatikhah…

***

Saat sudah berkeluarga, tradisi memakai baju baru saat lebaran juga masih saya lakukan. Tahun lalu, saya melakukan hal yang sama untuk dua anak saya. Mas Zafran dan Inara. Membuat baju lebaran dari kain yang ada di rumah. Apa itu? kain sarung ayahnya.

Satu lembar kain sarung bisa dibikin dua baju sekaligus. Untuk mas Zafran saya bikin sarung instan. Untuk adiknya, dibikin gamis. Tinggal beli atasannya.


Terkadang, Zafran dan Inara juga dapat jatah baju lebaran dari uti-utinya. Jadi saya tinggal menyesuaikan pelengkanya.

Tuh, kan cakep anak-anak saya. hehe..

***

Tahun ini, kami memutuskan untuk tidak pulang kampung. Alasannya, apalagi kalau bukan virus covid-19 yang bikin orang was-was. Jadi, untuk berlebaran, ya pakai baju seadanya. Belum tahu nanti akan ada shalat ied atau tidak. Duh, lebaran tahun ini sepertinya bakal menjadi yang tersedih.


Tak ada tapai ketan khas Tulungagung. Tak bisa makan lodho, menu ayam dengan kuah santan. Terlebih, tak bisa kumpul-kumpul keluarga besar. Angpaonya via go pay aja ya paklik, bulik.. hihihihi…

Kalau kamu? pakai baju baru keluaran desainer siapa bu? Ivan Gunawan apa Ane Avanti? Sharing dong…








5 Ide Kegiatan Saat Berpuasa Di Rumah Saja

Tidak ada komentar


Ramadan merupakan bulan yang ditunggu tunggu bagi seluruh umat muslim dunia. Karena pada bulan inilah seluruh rahmat diturunkan tanpa kecuali oleh Tuhan Sang Pencita. Semua umat muslim pun berlomba-lomba melakukan kebaikan. 

Tapi, Ramadan di tengah pandemi covid-19, rasanya memang berbeda. Meskipun, kebiasaan bulan Ramadan tidak bisa hilang begitu saja. Shalat tarawih, tadarus, membuat takjil masih bisa dilakukan. Walaupun hanya di rumah saja.


Iya, meski di rumah saja dan sedang puasa, bukan berarti cuma gegoleran sambil nunggu berbuka. Banyak kegiatan bermanfaat yang bisa dilakukan. Baik sendiri maupun bersama-sama anggota keluarga yang lain.

Apa saja?

1. Hafalan Surat Pendek

Biasanya dilakukan sehabis magrib. Kita sekeluarga ngaji bersama di rumah. Mas Zafran menghafal juz amma. Hafalinnya dari belakang dulu sih. Yang pendek-pendek. Sekarang ini lagi hafalan surat ad dhuha.

Lagi setor hafalan sama ayahnya
Sekalian saya juga hafalan. Biasanya, kalau pas ayahnya gak ada, saya jadi imam. Waktu bacaan surat pendek kliru, mas Zafran bisa membetulkan. Meskipun kadang masih gak konsen sholatnya. Tengok sana tengok sini. Oke mari belajar sama-sama bro.

2. Bikin Takjil

Camilan untuk berbuka ini cuku ribet. Satu keluarga punya selera masing-masing. Si suami suka yang gurih-gurih. Gorengan. Si anak suka yang seger-seger. Saya sih suka semua hahaha..

Saya biasanya beli donat kentang frozen. Kalau mau dimakan tinggal goreng sebentar lalu taburi gula halus. Ayahnya dibikinin martabak goreng. Kulit lumpia diisi telur kocok campur daun bawang. Kasih garam sama merica, sudah jadi.

Biasanya mas Zafran paling suka bantuin potong buah buat es atau sekedar dimakan langsung. Bisa juga bikin jus buah. Sekalian ngabuburit kan ya, bisa bantuin ibuk di dapur.

3. Bikin Mainan Kardus

Siang hari, mas Zafran biasanya punya ide bikpn mainan dari kardus bekas. Bisa bermacam-macam. Ide datang dari youtube yang biasa dilihat. Seperti bikin aneka jenis pesawat, mobil jeep, F1 sampai pesawat jet.

Ragam mainan dari bahan kardus. Dok. pribadi


Kebanyakan saya sih yang bikin. Si masnya bantun potong, mewarna, atau tempel pola yang sudah di potong.

4. Ngeblog

Nah, ini kegiatan selama #dirumahsaja ala saya. Kebetulan juga lagi ikutan blogger perempuan challenge. Menulis selama 30 hari nonstop saat puasa Ramadhan. Alhamdulillah sampai hari ke-15 masih konsisten menulis.

Selain itu juga nyelesaiin tulisan yang belum rampung. Biasanya tulisan di draft di utak atik lagi. Jadi deh tulisan baru. Lumayan kan, bisa update blog tiap hari. Semoga ya J

Sebagai penunjang ngeblog, saya juga sedang belajar menggunakan aplikasi lain. Seperti canva, cara memonetisasi blog, dan mulai join ke website penyedia program afiliasi. Seperti yang terbaru join dengan vira.id. Nanti saya tulis terpisah ya tentang pengalaman ini.

5. Nonton Film

Ini biasanya dilakukan pas malam hari. Anak-anak sudah tidur. Saya dan suami movie marathon. Bener-bener we time yang seru. Meskipun kadang bukan kita yang nonton laptop, tapi laptop yang nontonin kita. Merem pules. Hihi

Sumber: pinterest
Semalam, saya lihat ini. Sea Fever. Ceritanya mirip dengan kejadian hari ini. Tentang virus. Tapi ini tempatnya di laut. Jadi, ada sekelomok orang yang sedang melaut. Masuk wilayah terlarang. Kemudian menemukan kejadian aneh saat kapal mereka tiba-tiba berhenti.

Singkat cerita, ada sekelompok makhluk yang mengerubungi kapal. Kemudian menginveksi hampir seluruh awak kapal. Hanya satu yang bertahan. Bagaimana caranya? Monggo dilihat J


Nah, itu tadi ide kegiatan saat berpuasa di rumah saja. Sabar di rumah dulu ya. Ikhtiar menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Semoga pandemic virus covid-19 ini segera usai. Biar tak perlu was-was lagi kalau mau keluar. Biar ide kegiatannya juga ikut nambah.

Ada ide seru lainnya? Sharing yuk…






5 Akun Memasak Di Instagram Favorit Saat Puasa

2 komentar


Bulan Ramadan tahun ini rasanya memang berbeda. Semua musti bisa dikerjakan dari rumah. Bekerja dan belajar dari rumah. Maklum, virus covid-19 masih berkeliaran diluar sana.

Iya, masih tentang wabah corona yang hingga saat ini belum ditemukan anti virusnya. Kita musti bersabar menunggu sembari terus menjalankan hidu sehat. Biar virus ataupun penyakit lain gak mampir ke tubuh.

Apalagi puasa gini, daya tahan tubuh butuh terus ditingkatkan. Biar bisa berlebaran meski tanpa mudik ke kampung halaman. Jangan mudik dulu ya. Ikuti anjuran pemerintah agar wabah ini bisa cepat teratasi tanpa menimbulkan banyak korban.

Nah, momen bulan puasa identik dengan menu berbuka. Sebenarnya gak ada yang istimewa sih. Paling juga menunya seperti yang biasa saya masak. Tapi, menu berbuka bersama covid-19 ini berbeda. Ada takjil (makanan untuk berbuka puasa) yang dimasak sendiri.

Kenapa? Karena saya masih was-was untuk beli makanan di luar. Jadi, lebih aman dan tenang, semua bikin sendiri.

So, saya mulai bergerilya mencari akun masak memasak yang praktis dan sehat untuk seluruh keluarga.


ini dia akun masak memasak favorit saya saat bulan Ramadan.

1. Yackikuka

Ini akun Instagram yang baru saja saya ikuti. Bahannya gampil. Bisa didapat di sekitar rumah. masaknya juga simple. Pakai rice cooker pun jadi. Ah, kenapa baru nemu sih akun ini.

Akun Instagram Yackikuka
Menunya beragam, dari makanan berat sampai camilan buat anak-anak. Saya suka cara masaknya yang praktis. Seperti cream sup ala KFC. Cuma berbekal ayam, wortel dan susu, lalu bumbu dasar seperti bawang putih, sudah bisa disantap. Masaknya cukup pakai rice cooker. Mantabs.

2. Xanders Kitchen

Saya sampai beli buku resepnya. Saking banyaknya recook dan review resep olahan cece Jun ini. Dari buku ini pula pertama kali saya belajar masak dengan serius. Saya juga baru tahu kalau komposisi bawang merah selalu lebih banyak dari bawang putih dalam tiap masakan. Setidaknya untuk resep yang ada di buku tersebut.


Setelah mencoba resep-resep yang dulu menurut saya sulit direalisasikan, akhirnya berhasil juga. Saya bisa loh masak ayam ungke, terong balado, asem-asem iga, dan menu berat lainnya. Tentu dengan rasa yang ciamik. Sesuai resep Xanders Kitchen. Yeay!

Buku Xanders Kitchen. Dokpri.
Soalnya, saya biasanya tidak begitu percaya dengan resep yang saya baca. Suka ditambahin atau dikurangin sendiri sesuai feeling. Jadi, sudah bisa ditebak bagaimana rasanya. Nah, setelah beli buku ini, kenapa saya jadi berani buat ngikutin resepnya sama persis seperti tertulis di buku. Dan hasilnya memang top!.

Untuk bahan, memang ci Jun seringkali memakai bumbu yang tidak biasa ada di dapur saya. Seperti kecap asin, minyak wijen, saos tauco. Tapi, masih bisa dibeli kok di minimarket terdekat.

3. Kelinci Tertidur

Akun Instagram Bu Kinci ini sudah lama sebenarnya saya ikuti. Tentang menu sehat. Untuk anak dan orang tua. No penyeda rasa.

Beberaa bulan terakhir mulai menerapkan makanan dengan bahan glutein free. Ini karena anaknya, Nyala, alergi ada glutein. Sama seerti anak saya.

Tai tidak semua resep saya coba. Kebanyakan bahannya memang agak susah dicari. Karena mostly organic. Bumbu bumbunya juga gak biasa. Cuku susah dicari di minimarket dekat rumah. musti beli online.

Seperti gee, garam Himalaya, parsley, pasta glutein free, almond, dan sayuran seperti baby spinach, kol merah, aneka jamur, sayur kale. Di pasar deket rumah gak ada. Biasanya saya pilih menu sehat yang bahannya ada di sekitar rumah saja.

Seperti saat Inara mulai mpasi. Saya bikin sup labu udang. Anak saya suka. Jadi semangat bikin mpasi sehat.

4. Umi Halim

Sebenarnya ragam menu yang dimasak Umi Halim ini kebanyakan sama sih dengan Xanders Kitchen atau Yackikuka. Yang membuatnya berbeda adalah caption lucu yang disisipkan di sela-sela resep masakan. Khas emak-emak.

Seperti contohnya saat bikin menu ayam ungkep untuk stok buka puasa. Air yang dimasukkan ke dalam masakan adalah air cucian blender penghalus bumbu. Ya Allah khas emak-emak banget. Gak mau rugi bandar. 
Instagram Umi_Halim
Sambil baca resep kadang suka senyum-senyum sendiri. Bikin mood masak tambah satu strip hahaha.

Bulan puasa ini, Umi juga berbagi resep olahan ayam untk persiapan buka puasa dan sahur. Porsi besar. Bisa disimpan di kulkas untuk stok. Kalau mau di makan tinggal keluarkan dari freezer lalu hangatkan. Kebetulan anak saya suka menu ayam. Jadi pas buat stok.

Biar gak bolak balik ke dapur. Waktunya bisa dialokasikan untuk kegiatan lain seperti ngeblog atau bikin mainan dari kardus bekas.


5. Eden-table

Saya gak pernah recook sih masakan di akun ini. Soalnya masakan korea. Gak cocok sama lidah. La kenapa di follow?

Saya suka dengan caranya masak. Gak ada backsoud lagu. Suara asli saat masak. ngiris bawang, saat nuangin masakan ke wajan, suara sayuran mendidih. Sensasinya itu beda gitu.

Jadi cuma suka lihat aja. Kayak saya yang lagi masak. hahaha

Itu tadi akun masak memasak favorit saya. kalau kamu, sudah follow yang mana? Sharing yuk..