Tampilkan postingan dengan label traveling. Tampilkan semua postingan

Happiest City

Tidak ada komentar

Imagine, living in a city with gorgeous architecture in every corner. No trash, neat, friendly people. Just like heaven right?! I want to spend the rest of my life with my spouse. Wake up in the morning with a beautiful scenery. Then, just walking or cycling through the city without fear of being hit by a car.

Every corner in this city have a positive energy. I can sit down in every place and snap! I just got an idea for my blog. you don’t have to worry for looking appropriate place for your kids. It was available in every place.

But I think, this place was good for two or three days of vacation. Because I miss violence in my country. Traffic lights, horn, scream of people who don’t want to queue. It makes me alive.


Ribet Aturan Mudik? Gak Usah Mudik Dulu

4 komentar


“Buk, nanti kalau korona sudah hilang, kita ke rumah ninik ya. Aku mau bawa mainan kardus biar bisa main sama temen-temen disana”

“Iya, sekarang doa yuk, biar koronanya cepet ilang”

Anak sulung saya sudah kebelet pengen mudik ke rumah niniknya. Ninik adalah sebutan untuk mbah putri di keluarga saya. Tiap tahun, kami selalu mudik ke Tulungagung. Kebetulan, suami juga dari kota yang sama.

Bagi anak seusianya, mudik berarti bermain dengan keluarga dan teman baru di kampung halaman. Anjangsana kerumah saudara, bermain sepuasnya, dan bebas makan makanan apapun.

Dua anak saya ini punya bakat alergi. Meskipun sudah lumayan membaik, tapi beberapa camilan masih saya larang. Seperti coklat dan buah yang mengandung getah.


Nah, saat lebaran, aturan itu sedikit longgar. Maklum, banyak godaan. Yang penting gak berlebihan. It’s oke. Jadi, momen lebaran seperti ini yang selalu ditunggu-tunggu sama mas Zafran.

Bagi saya, momen pulang kampung saat lebaran adalah saatnya melepas kangen dengan keluarga. duh, kangen banget sama ibuk. Pulang terakhir saat adik nikah akhir tahun lalu.

Kalau sudah berkumpul dengan keluarga besar pasti banyak cerita. Banyak kejadian seru yang hanya didapati saat lebaran.

kudapan seperti tapai ketan, rengginang, sama madu mongso, menjadi buruan saya saat anjangsana kerumah mbah-mbah sepuh. Kalau sudah kum[ul sama keluarga suka lupa umur. Hihihi.


Tunda mudik

Tahun ini, momen mudik lebaran sepertinya musti di tunda. Pandemic virus covid-19 masih terus merajalela. Pemerintah bahkan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap kedua. Meskipun, kenyataan di lapangan berbeda. masih banyak kerumunan, bahkan jalanan masih macet.

Kemarin pagi, saya pergi ke SD yang akan mejadi sekolah baru mas Zafran tahun ini. jalan pintas masuk perumahan yang biasa dilewati, tutup total. Saya musti cari jalan memutar untk sampai kesana. saya kaget dong. Jalan besar menuju sekolah macet. Seperti hari-hari biasanya. Tidak ada penurunan volume kendaraan. Bahkan warung makanan di kanan kiri jalan juga buka. Meski ditutup dengan kelambu.

Kebijakan PSBB sepertinya tak lantas membuat orang berdiam di rumah. saya maklum sih, karena banyak pekerja harian yang musti keluar untuk bekerja. tapi, kenapa yang tidak berkepentingan bisa leha-leha nongkrong pinggir jalan?!

Situasi sulit ini menjengkelkan. Saya yang tiap hari berusaha di rumah saja, jadi gemas lihat orang-orang masih macet-macetan di jalan. Ini mau sampai kapan virus berakhir?

Apa ini juga yang dinamakan berdamai dengan virus? social distancing bahkan seperti angin lalu kalau sudah lihat kenyataan di jalanan.

Padahal, aturan untuk keluar wilayah yang menerapkan PSBB ini ketat sekali. Seperti infografis yang saya dapat dari laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Sumber: covid19.go.id
Ribet sekali menurut saya. barangkali memang dibikin seperti itu agar orang berpikir dua kali untuk bepergian atau mudik ke kampung halaman.

Oke, saya memang tak bisa membuat semua orang patuh terhadap aturan. satu-satunya jalan, ya saya sendiri musti ikhtiar. Saatnya memikirkan diri masing-masing dan keluarga terdekat.


Tahun ini, kami sekeluarga memutuskan untuk tidak pulang kampung. Semoga ikhtiar satu keluarga ini bisa menekan angka penyebaran covid-19. Saya selalu menempatkan diri sebagai carier virus, agar lebih hati-hati saat mau keluar atau melakukan kontak dengan orang lain.

Mudik tahun depan

Meski virus covid-19 ini belum bisa diprediksi kapan selesai, tapi, saya berharap tahun depan, bisa puasa Ramadan dan berlebaran tanpa was-was lagi.


Berkumpul dengana keluarga besar. ngobrol kesana kemari sambil menikmati suasana kampung halaman yang damai. Jauh dari keramaian. Bisa anjangsana kerumah saudara, menikmati sajian khas lebaran yang tidak ada duanya.

Semoga, anti virus covid-19 ini segera ditemukan. Agar kurva penderita bisa melandai dengan sempurna. Belum ada yang bisa memastikan. Tapi, hapan akan selalu saya sematkan. Bebarengan dengan doa-doa bulan Ramadan. Semoga diijabah oleh sang Maha Merencanakan.

Gak usah mudik yuk, tahan diri dulu. kamu punya cerita apa nih. Sharing yuk…






Sumber:  
https://covid19.go.id/p/protokol/bepergian-lintas-wilayah-saat-psbb-dokumen-ini-syarat-mutlak




Review swiss-belinn hotel malang

4 komentar
Liburan akhir tahun kemarin ditutup dengan menginap di hotel Swiss-Belinn Malang. Berbeda dengan lokasi hotel sebelumnya, Swiss-belinn berada di pusat kota Malang. Tempatnya sangat strategis. Jalan Veteran 8A, Malang. Dekat dengan Malang Town Square dan Transmart.


Setelah selesai menyusuri Eco Green Park, kita melanjutkan perjalanan ke Swis Bell in hotel malang. Meskipun lokasinya ada di pusat kota, kita sempat kebingungan untuk masuk area hotel. Antara jalan kecil atau lobi mall. Tapi akhirnya sampai juga di hotelnya.


Saya dan anak-anak turun dulu, sambil ngurus ceck-in. Saat itu, suasana depan lobi hotel ramai dengan penjual. Sepertinya sedang ada acara. Beberapa penjual menjajakan dagangannya tepat di teras lobi hotel. Seperti batik, jajanan khas Malang dan beberapa kudapan.

Lobi hotel
Luas. Begitu kesan saya saat masuk lobi hotel. Sebelah kanan pintu masuk, ada coffe kecil. Menjual roti dan beberapa camilan. Di samping dan depan resepsionis, disediakan sofa besar untuk tamu. Di sudut kiri, ada display toko etnik. Batik, dan beberapa kain tenun. Dipajang rapi di pojokan lobi.

Pelayanannya ramah. Setelah selesai ceck-in, kami diberi welcome drink oleh petugas hotel. Dua teh hangat. Rasanya mirip teh buah. Wangi. Bikin badan hangat di tengah cuaca Malang yang sedang diguyur hujan deras.

Kamar hotel
Suami pesan hotel via Agoda. Kebetulan lagi ada potongan harga. Pesan kamar Deluxe, twin bed.  Menurut saya, kamarnya memang tidak begitu luas. Tapi dengan penataan kamar yang rapi dan apik, sangat nyaman. Aman juga buat anak-anak.
foto: www.swiss-belhotel.com
Jendela kamarnya luas. Kebetulan kami dapat kamar di lantai 8. Pas banget viewnya kota Malang plus langit mendung. Pagi hari, pemandangan lebih keren lagi. Golden morning. Matahari yang redup dan keindahan kota Malang dari ketinggian.
Pemandangan dari jendela kamar lantai 8. Swiss-Belinn Hotel
Fasilitas dalam kamar juga lengkap. LED Tv dengan saluran kabel yang lengkap, kaca, meja tulis, satu kursi, dan coffe table. Lengkap dengan dua botol air mineral ukuran sedang. Kopi, teh, gula dan krim dalam sachet. Tak lupa, dua buah mug untuk minum.
Kamar hotel Swiss-Belinn
Ada juga kulkas kecil di bawah meja, lemari baju, dan brankas. Kalau mau nyimpen barang berharga, bisa di dalam brangkas. Letaknya ada di dalam lemari baju.

Jika ingin sembahyang, petunjuk kiblat ada di plafon.

Kamar mandi
Kamar mandinya bersih tentu saja. Peralatan mandi seperti sikat gigi, odol, sabun dan sampo mandi tersedia. Ada juga shower cap, cutton bath, pengikir kuku. Semua perlengkapan penunjang di kamar mandi ini disebut amenities. Ah, saya baru tahu hehehe. Satu lagi yang saya suka, Hair dryer.
Amenities | www.swiss-belhotel.com 
Sayang, tidak ada kran untuk wudhu. Jadi kalau mau wudhu, pakai shower mandi. Biasanya, kran sepaket dengan shower, seperti saat di Bwalk kemarin. Tapi, ini tidak ada.

Di dalam kamar mandi juga ada tulisan peringatan untuk hemat air dan penggunaan sabun. Ah senang sekali kalau hotel bintang 3 seperti Swiss-belinn ini mulai aware dengan lingkungan.

Kolam renang
Ini dia yang ditunggu tunggu sama anak-anak. Semalam saat tiba, anak-anak sudah minta masuk kolam. Padahal udara dingin banget. Pagi, ini mereka bersemangat pergi ke kolam renang.
Kolam renang Swiss-Belinn Hotel
Di kolam renang, sudah disediakan handuk. Jadi tidak perlu membawa handuk hotel untuk di bawa ke kolam renang. Handuk bisa diminta di petugas kolam renang yang ramah.

Selain itu, anak-anak bisa menyewa pelampung lucu-lucu seperti yang dipakai Inara ini. Berbentuk pesawat terbang, lengkap dengan pistol air. Ada juga pelampung lengan, dan papan. Untuk mendapat fasilitas ini, pengunjung perlu membayar sewa.

Gym
Tempatnya ada di ujung kolam renang. Kami tidak kesana, karena anak-anak lagi asik berenang. Praktis ayahnya juga ikut nyemplung. Padahal sudah prepare sepatu olah raga. Dari kolam renang, kita bisa melihat apa saja yang ada di pusat kebugaran. Begitu juga sebaliknya. Jadi, sembari nge-gym, bisa lihat kolam renang.
Gym | www.swiss-belhotel.com 
BaReLo (Tempat makan)
Terletak di lantai satu. Tepat di sebelah kolam renang. Tempat makannya ada yang indoor dan outdoor.
Tempat makan outdor dekat kolam renang. Swiss-Belinn Hotel
Ramai sekali saat itu. Padahal, sudah lewat libur natal. Sepertinya, banyak yang ambil cuti di hari itu. Kami bahkan perlu menunggu beberapa saat sampai ada kursi kosong untuk sarapan. Sebenarnya ada kursi kosong dekat dengan kolam renang. Tapi panas. Sayangnya lagi, stok kursi makan anak sedikit. Saya hanya melihat 2 kursi makan anak terpakai. Saat minta ke petugas hotel katanya habis. 
Barelo indoor | www.swiss-belhotel.com 
Sarapan dijadwalkan pukul 08.00-11.00 WIB. Kami memilih untuk berenang dulu, kemudian sarapan. Karena anak-anak sudah heboh kesana kemari. Kira-kira pukul 09.00, kami mulai sarapan.

Untuk menu makanan, standar seperti menu hotel lainnya. Nasi goreng, capcay, mi goreng, dan berbagai olahan sayur lainnya. Rasanya, tidak ada yang istimewa. Tapi tidak ada yang plain. Jadi semuanya masih berasa. Ada kan ya, yang anyep gitu kadang masakan hotel.  Tapi di Swiss-Belinn hotel ini gak. Oiya, saya suka sekali mi ayamnya. Berasa banget kaldunya. Juara.

Selain itu, ada juga menu a'la carte. Menu makanan fresh dan belum dimasak. Menu ini akan dimasak saat kita memesannya. Seperti omelet, sosis goreng dan bakar. 

Selain menu utama, ada juga makanan lainnya. Buah, salad, sereal, aneka minuman, kue tradisional dan aneka pastry. Untuk menu penutup, favorit sih ketan hitam. Manis gurihnya berasa.

Kami checkout tepat pukul 12.00. Sebelumnya, petugas hotel mengingatkan kami satu jam sebelum checkout. Untuk persiapan sebelum pulang.

Setelah selesai, dan dinyatakan ‘bersih’, kamipun melanjutkan perjalanan pulang. Terimakasih Swiss Bellinn Hotel J







Tips Berkunjung ke Eco Green Park Malang

5 komentar

Mengunjungi Eco Green Park di libur natal itu susah susah senang. Pengunjung sedang banyak-banyaknya. Tapi, lokasi wisata masih tetap asik. Anak-anak bisa berlarian kesana kemari.

Eco Green Park adalah kawasan wisata yang dikembangakan dan dibangun oleh Jatim Park Group. Lokasinya ada di Jl. Oro-oro Ombo No.9A, Sisir, Kec. Batu, Malang. Tempatnya satu kawasan dengan Jatim Park 2.


Ini adalah kunjungan pertama kami di Eco Green Park. Awalnya suami agak keberatan kesini. Karena kawasan wisata ini sudah lama. Takutnya kondisinya sudah gak sebagus info di website.

Memang, Eco Green Park pertama kali dibuka tahun 2012. Sudah 7 tahun berjalan. Tapi, masih tetap keren.

Kawasan wisata ini sangat terawat. Kandang hewan juga bersih. Jalan menuju wahana satu dengan yang lain juga bersih. Toko pernak pernik di sepanjang wahana tertata rapi. Tampak segar dan tidak kumuh.

Petugas berjaga lalu lalang. Ada yang membersihkan jalan, memberi makan binatang, atau membantu pengunjung yang bingung musti lewat mana. Seperti kami hahahaha.

Sayangnya, saat separuh jalan, hujan turun. Deras. Beruntung saat itu kita ada di lokasi foto dengan burung kakaktua yang fenomenal itu. Jadi, bisa sekalian berteduh.
Spot berfoto dengan burung, Eco Green Park
Wisata edukasi Eco Green Park ini buka pukul 09.00 - 17.00 WIB. Suami sudah beli tiket via Traveloka Xperience. Lebih murah. Beli on the spot harga 75.000 untuk weekend. Pakai Traveloka Xperience cuma 72.000. Untuk anak dengan tinggi badan kurang dari 85cm, free tiket. Jadi kita cuma beli 3 tiket. Jika ingin lebih murah lagi, datang pas weekdays. Harga tiket on the spot 55.000.

Nah, saya punya tips ni apa saja yang musti diperhatikan saat mengunjungi Eco Green Park biar tetap nyaman, aman, dan gak bikin kantong bolong.

Datang awal

Usahakan datang tepat pas jam buka kawasan wisata. Agar tidak perlu muter-muter cari lahan kosong buat parkir. Kami sempat muter 2 kali. Muter sekali lagi dapet payung cantik. Maklum, hari itu pas tanggal merah. Libur natal.

Ini juga berfungsi agar anak-anak bisa puas menjelajah wahana yang ada di Eco Green Park. Kata petugas, jika datang tepat waktu, bisa menikmati seluruh wahana dan rangkaian acara. Gak terburu-buru seperti kami hahaha. 

Kami datang pukul 10.00. Sudah ramai pengunjung. Durasi waktu untuk mengunjungi setiap wahana tanpa terburu-buru adalah sekitar 7 jam. Tepat saat kawasan wisata tutup. Tapi, kami hanya sampai pukul 1 siang saja. Karena hujan deras. Melewati banyak wahana biar cepet pulang. Soalnya baju anak-anak sudah basah kena cipratan hujan. Saya gak bawa baju ganti.
Memberi makan burung pelikan. Pas hujan deras
Meskipun demikian, anak-anak tetap senang. Main air sambil kasih makan burung pelican. Kebetulan pos berteduh kedua, tepat di depan kandang burung pelican. Jadi si anak gak bosen nunggu hujan reda.  

Pelajari peta kawasan via web

Peta kawasan Eco Green Park bisa di download di website resminya. Saya sarankan untuk melihat terlebih dahulu peta kawasan. Ini berfungsi untuk management waktu. Mana saja wahana yang sekiranya anak-anak exited untuk dikunjungi lebih lama. Jadi, waktunya lebih efisien.
Peta kawasan Eco Green Park
Di Eco Green Park ini ada 7 atraksi utama. World of parrot, recycle, rumah terbalik, eco journey, exotic white peacock, water outbond, dan bird show. Sisanya masih ada 41 wahana lagi.
Wahana insectarium, Eco Green Park
Bawa payung atau topi

Mengingat cuaca bulan desember ini sangat ekstrim. Awalnya panas, lalu tiba-tiba hujan deras. Tenang, kami bawa payung kok. Topi juga. Jadi anak-anak masih aman. Meskipun masnya sempet basah kuyup gara-gara main hujan ditempat kita berteduh. Duh!

Bawa baju ganti

Ini sangat disarankan untuk yang bawa anak-anak. Banyak wahana bermain yang sangat disukai anak-anak. Wahana air bernyanyi misalnya. Mas Zafran gak berhenti main, dan senang sekali kena muncratan air. Basah donk! Adiknya, juga gak mau ketinggalan.
Memberi makan sapi
Selain itu, ada juga wahana memberi makan sapi dan kambing. Kalau tak basah karena air, bisa kotor karena ini itu. Maklum, anak-anak sangat senang mengekspplorasi berbagai macam wahana. Gak mungkin dong dilarang ini itu cuma gara-gara takut kotor. Ingat ilmu parenting yang sudah dipelajari. :-p


Bawa hand sanitizer

Ini saya lupa bawa. Jadi pakai tisu basah. Anak-anak suka pegang sana pegang sini. Kalau lapar, langsung leb gak kira-kira. Jadi, ini cara paling ampuh biar mereka tetap bisa belajar, tapi gak takut sakit perut.

Bawa camilan

Untuk anak-anak dan ibu menyusui, camilan adalah koentji! Tidak boleh ketinggalan. Kawasan wisata Eco Green Park ini luasnya sekitar 5 hektar. Bisa dibayangkan. Ngemong dua anak yang lari kesana kemari sambil menjelaskan ini itu. Butuh amunisi dobel. Oiya, jangan lupa bawa air minum yang banyak. Awas dehidrasi. Ada sih disana yang jualan. Tapi kan lebih hemat kalau bawa sendiri. *emak-emak detected.

Bawa stroller

Untuk anak usia balita sebaiknya membawa stroller. Atau bisa sewa e-bike yang disediakan pihak Eco Green Park. Kalau saya memilih bawa stroller. Karena Inara masih mau 2 tahun. Bisa dipakai bergantian dengan masnya. Lebih hemat. Selain itu, stroller juga bisa dipakai untuk mengangkut makanan dan printilan lain. Sangat praktis dan membantu. Maklum, tenaga saya dan suami sudah gak semoncer dulu.
Wahana Bird Kingdom
Banyak banget ya printilannya. Ya begitulah kalau bawa anak-anak. Musti siap berbagai peralatan perang. Kalau gak mau boncos di belakang atau pulang-pulang anak keok karena kecapean.

Mereka senang sekali belajar ini itu. Terutama mas Zafran yang sedang kemaruk belajar baca. Salah satu favoritnya adalah recycle barang-barang bekas. Ada yang berbentuk robot atau binatang. Dia pun dengan susah payah mengeja e-l-e-k-t-r-o-n-i-k. Tertera disamping patung gajah yang terbuat dari barang bekas elektronik. Lalu, berpose di depannya. Keknya bangga banget bisa baca elektronik hahaha.
Wahana Recycle, Eco Green Park

Satu lagi wahana belajar seru. Insectarium. Mas Zafran seneng banget bisa belajar tentang serangga. Terutama metamorphosis kupu-kupu. Waktu masuk sini, agak bau. Memang bau serangga apek-apek gimana gitu. Tapi tempatnya bersih kok.
Wahana Insectarium, Eco Green Park
Oiya, ada lagi, Aquaponic. Wahana air bernyanyi. Jadi semprot-semprot gitu. Lalu, ada serangkaian besi yang terhubung satu dengan yang lainnya. Kemudian memukul gamelan kecil atau piranti besi lainnya yang dibentuk serupa gendang. Letaknya di tengah kolam. Terbentuklah nada yang indah. Ribet ya? kenapa gak langsung dipukul aja sih.
Wahana Aquaphonic, Eco Green Park
Ya itu indahnya ilmu pengetahuan bune…!! Oke baik.

Si bocah seneng banget. Lebih ke main airnya sih, bukan terbentuknya nada. But it’s oke. Biar ibumu aja yang mikirnya ribet ya nak. Kamu nikmati saja duniamu.

Kalau adiknya, Inara, suka banget sama angsa, bangau, burung pelikan. Semua jenis burung itu dia sebut sebagai bebek. Sayang pas kita masuk wahana Duck Kingdom. Pas gerimis. Jadi lihatnya sambil jalan cepat. Meskipun sudah pakai payung. Tapi ternyata bawa stroller cukup ribet juga.
lokasinya tepat setelah pintu masuk Eco Green Park
Alhamdulillah liburan kali ini semua senang semua tenang. Anak-anak bisa belajar lebih banyak. Langsung dari sumbernya. Semoga liburan ini memberikan memori yang tak terlupakan buat dua bocah ini.

Ada yang sudah kesini? Lebih suka wahana yang mana? Jangan lupa bawa banyak camilan :-)





Review Hotel Wisata Bwalk Malang

2 komentar

Liburan dadakan tahun ini memberikan banyak kejutan. Setelah batal berangkat hari senin karena satu dan lain hal, banyak peristiwa mengejutkan setelahnya.

Selasa malam (24/12) kami berangkat. Sekitar pukul 20.00. Perjalanan Sidoarjo-Malang lancar via tol. Meski sempat nyasar keluar pintu tol Pakis. Lalu putar balik masuk tol lagi menuju pintu tol Singosari. Alhamdulillah selamat sampai tujuan.

Suami sudah pesan hotel via Traveloka. Hotel Wisata Bwalk. Letaknya di jl. Sidomakmur No.73, Jetak Lor, Mulyoagung, Kec. Dau, Malang. Lokasinya cukup strategis. Terletak 5 km dari Universitas Brawijaya Malang.

Sampai di hotel pukul 11 malam. Kami disambut dengan susahnya cari lahan parkir. Malam itu, banyak mobil berjajar mulai dari pintu masuk sampai kawasan hotel. Kebanyakan plat luar kota bahkan luar pulau. Beruntung, tak lama kemudian ada mobil keluar. Tepat di depan lobi hotel.

Lobi hotel wisata Bwalk berada sekitar 500 meter dari pintu masuk. Saya sebenarnya agak aneh dengan desain interior lobi hotel ini. Latar belakang meja resepsionisnya nuansa jawa. Semacam gebyok. Pintu ukir khas jawa. Tapi, coba lihat lantai dua tepat di atas resepsionis. Pagar besi hitam yang biasa digunakan untuk ruangan minimalis.
Lobi Hotel Wisata Bwalk
Lalu, di sebelah kanan pintu masuk lobi, tertata rapi lemar-lemari kuno. Lengkap dengan isian printilan perak. Mirip punya mbah saya dulu.
Suasana malam lobi hotel Bwalk
Sedangkan di kiri ruang lobi, ada dua patung suku dayak yang mengapit kursi kayu panjang. Tempat duduk tamu berada di tengah. Terbuat dari besi dengan sentuhan modern. Ruangan lobi ini dikelilingi kamar hotel baik lantai satu maupun lantai dua.

Mungkin konsepnya memang memadukan berbagai unsur budaya kali ya.

Oke, mari kita mulai mengulik satu persatu kawasan Hotel Wisata Bwal Malang. Begini ulasannya.

Lobi Hotel

Sebelum masuk ke hotel, saya melihat kerumunan di depan lobi. Sepertinya, sedang ada yang bersitegang dengan petugas hotel. Saat itu, saya menunggu di dalam mobil. Sementara suami ceck-in.
Masih di dalam mobil, lamat-lamat saya mendengar orang-orang sedang beradu argumen. Sepertinya mereka tidak mendapatkan kamar yang sudah di pesan jauh-jauh hari. Feeling saya sudah jelek saja waktu itu. Kami bakal bernasib sama.
Tampak depan lobi Hotel Wisata Bwalk
Hari itu memang sedang peak season liburan natal. Terlihat penuhnya lahan parkir. Raut muka orang-orang di depan lobi tampak lelah. Sembari terus mengutak atik HP.

Saya kaget, saat melihat petugas hotel hampir kena bogem seorang bapak-bapak paruh baya dan rombongan. Sepertinya, mereka gagal menginap disitu. Entah apa yang terjadi saat itu.

Dalam kerumunan, saya tidak melihat suami. Saya sudah hapal sama perangainya. Dia malas ribut. Paling  cuma duduk menunggu kabar.

Sayapun berinisiatif untuk turun dari mobil. Anak-anak juga sudah rewel minta turun.

Feeling saya benar. Si bapak duduk di pojokan depan resepsionis menunggu kabar dari petugas hotel. Mukanya santuy, gak ada panik-paniknya. Dan alhamdulillah kami dapat kamar. Meskipun diluar espektasi. Sedangkan bapak-bapak dan rombongan tadi mendapat kompensasi uang kembali karena memang kamar sedang penuh.

Ternyata, kata suami, hotel sedang overbooked. Aplikasi pemesanan hotel tidak singkron dengan punya Bwalk hotel. Kata petugas hotel, ini baru terjadi sekali.

Pemandangan di lobi hotel malam itu menegangkan. Banyak yang lalu lalang sambil ngomel karena hotel tak sesuai harapan saat mereka pesan di awal.

Tapi saya salut sama petugas hotelnya. Terutama sama mas-mas yang hampir kena bogem tadi. Masnya tetap bisa tenang, sambil terus menangkupkan kedua tangan saat bicara. Ah, kalau saya pasti sudah jambak jambakan mas.

Kamar Hotel

Ternyata, meskipun mendapat kamar, kondisi kamar tidak sesuai seperti yang dipesan. Suami saya pesan hotel via traveloka. Tipe junior standart room. 4 pax. Exclude breakfast. Harusnya ada dua king bed size di dalamnya. Tapi kami hanya mendapat satu kasur besar dengan tambahan dua single bed tanpa selimut. Bisa dibayangkan, bagaimana hasilnya kamar kami.


Di samping tv, ada selembar pengumuman, bahwa tv dan air sedang dalam perawatan. Benar saja. tv-nya sih bisa nyala, tapi burem. Kadang malah gak nemu sinyal. Baiklah…

Untuk kamar mandi cukup bersih. Saya sempat khawatir tidak ada air hangat. Seperti yang tertera dalam pengumuman. Tapi setelah dicoba, alhamdulillah airnya nyala. Hangat-hangat kuku. Lumayan buat mandi bocah. Udara Malang dingin sekali waktu itu.

Di dalam kamar hanya disediakan dua air mineral botol kecil. Tidak ada teko untuk merebus air atau gelas untuk minum. Padahal suami sudah sangu energen. Buat jaga-jaga kalau laper tengah malam wkwkwkw.

Jam menunjukkan pukul 12 malam. Anak-anak masih melek. Saya dan suami masih ngakak lihat kamar hotel. Jendela kecil di atas tempat tidur. Satu-satunya jendela yang bisa dibuka dengan view hotel, ada di ujung lorong kamar. 

Setelah ganti baju, dan ngobrol sama suami tentang kejadian di lobi hotel tadi, kamipun terlelap.

Protes? Gak. Kami terlalu capek untuk itu. Lebih baik simpan tenaga buat besok. Toh kalau sudah merem, gak kerasa lagi tidur dimana wkwkwk.

Fasilitas

Keputusan kami menginap disini sebenarnya juga karena fasilitas yang ditawarkan. Ada rumah kurcaci, flying fox, kolam renang dan lapangan futsal.

Wah, ini seru sekali buat anak-anak. Pikir saya. Tapi ternyata, kondisinya tidak seperti yang dibayangkan. Sayang sekali.
  • Rumah kurcaci
Awalnya saya kira seperti rumah hobit di Lord of The Ring. Halah!. Ada padang rumut hijau, rumah-rumah kecil, bunga-bunga mini yang lucu-lucu. Memang ada sih, tapi lebih mirip rumah kelinci yang tidak terawat. Ada tiga rumah kurcaci. Tempatnya gak begitu luas. Ada di seberang hotel. Untuk menuju kesana, bisa lewat jembatan kecil.
Menuju Rumah kurcaci Hotel Wisata Bwalk
Patung dinosaurus ada di ujung paling atas. Serem. Karena kondisinya yang tidak terawat. Tanaman liar tumbuh subur di sekitarnya. Menambah kesan horor. Padahal saya kesana pas pagi hari. Harapannya, menghirup udara sejuk sembari melihat rumah kurcaci. Tapi ternyata, banyak nyamuk!.  Sayang banget! Coba itu dibersihkan, di rawat. Dibikin sesuai yang ada di website Hotel Wisata Bwalk, pasti seru.
  • Flying Fox
Selain rumah kurcaci, ada juga flying fox. Saya tidak tahu apakah fasilitas ini masih berfungsi. Saat itu, masih belum ada petugas yang berjaga. Mungkin karena masih pagi.

Lintasanya tidak terlalu panjang. Membentang dari rumah pohon di kawasan foodcourt. Terletak persis di pinggir sungai menuju ke ujung rumah kurcaci. Kalau di foto ini bagus ya. Itu, tepat di atas motor yang ditumpangi anak-anak.
Start point flying fox Hotel Wisata Bwalk
Start point-nya dibuat seperti rumah pohon. Dengan ornamen jendela-jendela lawas. Bagus sih, kalau terawat dan bersih. 
  • Foodcourt
Tempatnya sangat instagramable di website Hotel Wisata Bwalk. Kenyataannya, kotor. Masih banyak sisa bungkus makanan di atas meja. Awalnya, kita mau sarapan di luar, karena memang pesan hotelnya tidak termasuk sarapan. Tapi kemudian memutuskan untuk makan di foodcourt. Menu dan harga makanan ramah di kantong. Kami pesan nasi pecel, rawon, dan mie goreng buat anak-anak. Minumnya teh hangat.

Maaf gak di foto, saya sibuk sama dua anakonda. Sedangkan si bapaknya lagi rutinitas pagi (BAB) dan lama. fiuh….
  • Kolam renang
Lokasinya ada di ujung hotel. Agak naik. Sepertinya, ini bangunan baru. Terlihat di samping kolam renang sedang ada pembangunan juga. Ada kolam renang anak dan dewasa. Outdor. Kolam renang ini di kelilingi oleh kamar-kamar hotel.
Kolam renang ada di atas lahan parkir Bwalk hotel
Saya juga tidak motret lokasi ini. Belum terbiasa saja. Masih ribet sama anak-anak. Tapi ini ada foto saat mau menuju ke lokasi. Kolam renang tepat berada di atas.
  • Lapangan Futsal
Lokasinya berada di sebelah kiri lobi hotel. Indoor. Pagi itu saya hanya melihat dari luar. Pintunya terbuka separo. Tidak berniat masuk, karena gelap. Mungkin masih pagi. Atau tidak ada orang yang ingin futsal hari itu.

Sayang sekali management Hotel Wisata Bwalk tidak well prepared. Padahal, libur natal dan tahun baru itu ada tiap tahun. Paling tidak, fasilitas-fasilitas yang ada itu diperbaiki. Dibersihkan. Jadi pas saatnya peak season, pengunjung bisa senang dan tenang.

Tidak seperti hari itu, saya lebih sibuk nepokin nyamuk di badan anak-anak daripada melihat rumah kurcaci. Duh!

Setelah checkout, kami melanjutkan perjalanan ke eco green park. Ulasannya setelah ini ya.

Ada yang pernah menginap di Bwalk hotel? seperti inikah pelayanannya?