Menjadi ibu rumah tangga tanpa
asisten rumah tangga itu lucu lo. Iya, lucu nan menggemaskan. Pekerjaan tak
pernah habis dimakan waktu. 24 jam sehari berasa kurang untuk membereskan
printilan rumah. Kayak laundry yang punya tag line never ending story hahaha.
Tapi ya begitulah resikonya. Memilih
menjadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja, semua punya masalah masing-masing.
Trus apa bedanya?! Cara menghadapi.
Ada yang spaneng, stress, tapi
yang bahagia juga banyak. Kayak saya wkwkwkw.
Pekerjaan yang tidak ada habisnya
ini membuat saya harus berpikir lagi. Gimana caranya biar semua bisa dikerjakan
dengan baik dan benar tanpa embel-embel stress.
Ya, tentu, mengerjakan semua
sendiri pasti menyisakan stress. Tapi sekali lagi, saya musti belajar cara
menghadapi. Bukan membiarkannya berlarut dan ambyar semua.
By the way, saya ibu dua orang anak. Si sulung mau masuk SD tahun
depan. Adiknya, baru 1,5 tahun. Selain sibuk ngurusin rumah, saya juga punya
online shop baju anak. Zhaf.kids namanya. Kalau mau lihat koleksinya ada disini. Zhaf.kids. Produsen baju anak.
Selain itu, beberapa bulan
terakhir saya mulai aktif menulis di blog. Ikut grup blogger, dan pernah
diundang partnership dengan @Theurbanmama untuk event Johnson and Johnson di Surabaya.
Sibuk banget ya saya hahaha.
Bukan bu, bukan saya greedy maunya
ini itu. Ini adalah salah satu cara saya menyeimbangkan mood sebagai ibu rumah tangga. Saya musti punya kesibukan lain.
Tentu sesuai passion. Biar ngelakuinya juga enjoy.
Dulu, pernah mencoba beberapa
tips membagi waktu ala ibu rumah tangga. Saya modifikasi sendiri sesuai ritme ‘kerja’
saya. Tapi hasilnya tetap saja amburadul.
Kali ini, saya utek-utek lagi
pembagian waktunya. Dan masih bertahan sampai sekarang. Apa saja? yuk simak.
1. Goal
Apa sih yang ingin buibu capai
sebagai ibu rumah tangga?! Bisa berkarir dari rumah?! Aktualisasi diri dengan
hobi?! Melihat anak tumbuh dengan baik?! Rumah tertata dengan nyaman?!
Tak ada
goal yang terlalu rendah atau ketinggian. It’s your life!. Membuat rumah menjadi
tertata, sama ambisiusnya dengan membangun seribu candi.
Jadi, jangan terpaku
dengan goal orang lain. Karena ritme hidup dan kondisi orang berbeda beda. Tentu
resikonya juga gak sama.
Baca Juga: Cara Mengajarkan Anak Menyela Pembicaraan
Buat saya, harus ada trigger tertentu biar tetap semangat
melakukan bagi-bagi waktu ini. Semangat untuk berubah. Lah, memang dulu gak
punya kemauan. Iya punya sih, cuma agak memble. Masih sering tar sok tar sok.
Untuk kali ini saya bener-bener semangat membuat goal sendiri. Karena ini bukan
untuk saya saja. Tapi seluruh penghuni rumah. Kan kalau istri bahagia nan sejahtera,
seluruh penghuni rumah bisa dipastikan ketularan indahnya. Ye kan.
Kalau saya, deep down inside nih, pengen bekerja lagi sih bu. Tapi tetep bisa
jagain bocah-bocah. Jadi, bekerja dari rumah memang pilihan paling masuk akal
saat ini. makanya, pembagian waktu musti jelas, karena mood ibu bekerja dirumah
itu sering ‘cek cok’ sama kondisi rumah.
2. Buat Jadwal Harian
Ini sebenernya yang susah susah
sulit. Jadwal kegiatan untuk ibu rumah tangga itu hampir mustahil terwujud
beberapa tahun lalu.
Kenapa?! karena selalu ada ‘kejutan’ tiap harinya. Anak
sakit, suami tugas luar kota, saya lagi mens, macem-macem. Ini mempengaruhi mood ibuk buat menjalankan jadwal yang
sudah direncanakan.
Kalau saya ni ya bu. Pagi subuh
mandi. Shalat, lanjut masak buat sarapan orang sekampung. Gak ya, buat anak dan
bapak yang mau berangkat sekolah atau kerja.
Pekerjaan nyuci, nyiram taneman,
beresin kamar dan mainan, nyapu rumah dll harus sudah selesai di angka 9 pagi.
Selanjutnya, saya harus sudah nyalakan laptop untuk kerja, kerja, kerja.
Siang saat bocah pulang, biasanya
nyiapin makan siang sambil ngajak ngobrol dan main sana sini. Oiya, saya juga
bikin mainan dari kardus buat mas Zafran, anak pertama saya. Selain hemat, juga
banyak manfaatnya.
Baca juga: 4 Manfaat Membuat Mainan Sendiri
Saat bocah sudah tidur siang,
ibuknya kadang ikut tidur, kadang kembali ke laptop.
Sore, kadang kalau masih sempet
masak buat makan malam, kalau tak sempet ya beli. Don’t push your limit J
Malam harinya, saya gunakan
sebebas bebasnya. Mau gegoleran asik, baca buku juga ayok. Malam adalah waktu
istirahat paling menyenangkan buat saya. Apalagi kalau anak-anak sudah merem.
Saya bisa lanjutkan pekerjaan main HP hahaha.
3. Meja kerja
Karena saya jualan online dan
ngeblog, laptop harus ready to use
tiap saat. Membuat meja kerja atau menata salah satu sudut ruangan menjadi
tempat kerja itu berpengaruh di mood.
Pikiran saya seperti tiba-tiba fokus di laptop dengan apa yang saya kerjakan.
Tak perlu mahal menyiapkan itu semua. Saya bahkan pakai meja setrikaan untuk
meletakkan laptop. Depan meja saya kasih sticky
note tentang rencana kerja yang sudah dibikin. Atau deadline lomba-lomba
menulis yang bersliweran di ig. It feels
like office, unofficially.
Yakan kalau sudah punya semangat membara,
dimanapun tempatnya, hajar!
4. Susun skala prioritas
Skala prioritas saya dari melek
adalah masak buat sarapan. Lalu jualan dan nulis. Tiga hal ini harus dilakukan
setiap hari. Jika tidak, maka hari berikutnya akan banyak excuse yang keluar dari dalam diri sendiri. Entarlah, besoklah, dan
sampai lebaran monyet, itu gak bakal berhenti. No excuse.
Jika perlu, buibu bisa bikin
skala prioritas sendiri dan masukkan dalam table-tabel lucu biar semangat.
Bikin sesuai ritme harian.
Kerjakan yang menjadi prioritas utama, tapi tak lupa
mengerjakan prioritas selanjutnya. Misalnya, masak adalah prioritas utama.
Dapur bersih, masuk ke prioritas sekian. Jadi habis masak, kalau memang tak
sempat beberes dapur, saya skip dulu.
5. Gadget time
Ini kenapa saya lebih suka nulis
dan beresin online shop pakai laptop. Karena kalau sudah pegang hp, saya bakal
lebih lama scroll Instagram dan facebook
daripada promo produk. Duh!. Makanya, gadget
time ini biasanya saya lakukan pas anak tidur siang atau malem hari, kalau
saya tak ikut tidur hehe...
Tapi kalau ada orderan olshop. Mau tak mau pegang
hp dong. Buibu juga bisa menetapkan gadget time sendiri di rumah. Intinya,
jangan sampai mengganggu produktifitas kerja. Set your time wisely.
6. Minta bantuan
Jika sudah tak sanggup, lambaikan
tangan ke kamera atau pasang white flag
di kening hehehe. Mintalah bantuan pada pasangan untuk meng-handle pekerjaan rumah.
Pilih yang
sekiranya tidak tambah amburadul ketika dipegang tangan bapak-bapak. Ya, saya
pernah minta tolong gorengin bawang merah, dan berubah jadi hitam. Itu bukan
pendelegasian yang tepat.
Si bapak, kalau pagi biasanya handle semua printilan dan keperluan si
sulung yang mau sekolah. mulai mandiin, nyuapin, bantuin beresin mainan sampai
nganterin sekolah.
Baca Juga: Menyiapkan Dana Pendidikan
Adiknya, kadang pas masnya makan juga ikutan lahap. Itu
sebabnya kalau bapaknya lagi tugas luar kota, jadwal bisa amburadul.
Untuk setrika baju saya
mempercayakan orang laundry. Baju saya cuci sendiri sih, kalau urusan setrika,
saya serahkan ke yang punya ‘passion’.
7. Me time
Dari sekian job desk yang sudah direncanakan, ingatlah, bahwa buibu juga
manusia biasa. Jika lelah, berhentilah. Cari cara biar bisa me time. Komunikasikan
dengan baik dengan bapaknya anak-anak tentang ini.
Kadang, me time buat saya sesederhana bisa nulis, edit, sampai naik di blog
dalam sekali duduk. Tapi sering juga pengen liburan kemana gitu. Ke Paris kek,
Santorini atau deket-deket sini Jepang wkwkwk. Namanya juga keinginan bu, kan
sekalian to hihihi.
Yang pasti, me time adalah waktu
untuk stress release. Karena stress
itu biang dari segala macam penyakit. Baik fisik maupun psikis. So, sebagai ibu
rumah tangga, management stresnya musti oke. Karena ibu yang bahagia, adalah
pondasi rumah sejahtera.
Baca Juga: Review Scarlett Whitening Face Care
Yup, itu tadi tips dari saya ibu
rumah tangga yang rempongnya gak habis-habis. Semua ibu pasti berusaha
memberikan yang terbaik untuk keluarganya.
Jadi, sebelum memberikan yang
terbaik untuk orang lain, setidaknya, saya harus berdamai dengan diri saya
sendiri. Cukup sulit, tapi gak susah susah amat kok kalau punya eager menjalankannya.
Berjualan dan ngeblog adalah cara
saya berdamai dengan diri sendiri. Membuat saya merasa lebih ‘berguna’. Pernah
dong, buibu stay at home mom yang
merasa gak berguna?! I feel u. Kalau
diterusin, ini bisa berakibat fatal buat semua penghuni rumah. So, kita harus
tahu cara menghadapinya.
“Apa tips ini berhasil bu? sampai
berapa lama?” begitu kira-kira netizen bertanya.
If the plan doesn’t work, change the plan, but never the goal.
Semoga bermanfaat bu. sudah
mandi?
Saluuut bangeett mbaak, kerjaan emang serasa gak ada ada habi yaa. Jd harus bikin plan yg rinci dan terarah biar tercapai targetnyaa hehehe tp yaa meskipun kadang plan gak berjalan juga sesuai rencana. Sehaat sehat mbaak, salam kenal jugaaa 😁
BalasHapusiya mbak. yang penting kita nyaman dan enjoy ngejalaninnya. semangat buat buibu... salam kenal juga mbak :-)
HapusIni sbnrnya hampir mirip dengan maslah saya yg bekerja freelance 😁😁 klo sdh dirmh harus disiplin klo gak isinya males2an doang 😂😂 tfs mba..
BalasHapusiyup, konsisten menjalankan itu yang susah susah sulit hehe.. semangat mbak, semoga jadi ladang ibadah amin...
Hapusmakasih sharingnya, manajemen waktu hrs baik ya. tetanggaku gak kerja dan sya kerja tanpa art tapi sy gak pernah numpuk setrikaan atau yg lain seperti tetanggaku krn aku memanage waktu dg baik
BalasHapusiya mbak, masih terus belajar ini biar enak ngejalaninya. semangat.. selalu salut sama ibu bekerja tapi rumah tetep tertata :-) semangat....!!
BalasHapusSaya orangnya mut mutan hee
BalasHapusyang penting gak nyut nyutan ya um hehe..
HapusBagus bgt saran nasehatnya....kadang jg perlu bgt dukungan Suami....🤭🤭🤭🤭🤭
BalasHapusTrimakasih, semoga bermanfaat ☺️😊
HapusThank you for sharing this tips!
BalasHapus