“Buk,
bikinin pesawat ini gimana?” kata mas Zafran (6), saat saya lagi ngobrol dengan
tetangga sebelah yang datang pagi itu.
Lain
hari
“Buk,
ayo… atu mu mandi…” teriak Inara (2). Padahal, tadi disuruh mandi sore susah
banget. Giliran ibuknya ngobrol sama tamu, dia teriak-teriak minta mandi.
Pernah
ngalamin hal serupa bu? tos dulu kita. Rasanya ini kepala pengen jedukin ke
tembok. Padahal, sudah berulang kali saya kasih tahu si anak.
“Kalau
ibuk lagi ngomong sama ayah, atau orang lain, tunggu sampai selesai. Baru kamu
ngomong. Jadi yang ngomong gantian. Biar ibuk ngerti kamu mau apa”
Dijawabnya
“Oke” sama mas Zafran.
Jawaban
oke selalu berarti dua. Dia ngerti apa yang saya omongin. Atau iya-in aja biar
cepet. Duh…..
Kejadian
ini hampir selalu berulang. Kalau saya lagi ngobrol sama tamu, tetangga, atau
bahkan ayahnya, mereka berdua ini selalu ‘berebut’ perhatian. Kalau tidak
segera diladeni, ada yang teriak, ada juga yang terus ngomong, sembari
narik-narik baju buat cari perhatian. Wow, saya berasa artis yang dikuntit fans.
Tapi
bukan minta foto. Seringkali mereka ingin membicarakan hal-hal ‘sepele’. Seperti,
buk, lihat ada kucing mau ee’ depan rumah, Atau masnya yang sebenarnya sudah bisa diajak
kompromi untuk kasus ini, juga masih butuh perhatian. “Buk, lihat bisa to”
katanya sambil joget-joget saat bisa menyusun lego.
Mengapa
anak cenderung menyela pembicaraan orang lain?
Menurut
psikolog Daniel Koh, dikutip dari laman Smart parents, anak-anak menyela karena
beberapa alasan. “Mulai dari bersemanat, mencoba menarik perhatian dan berusaha
mengatakannya, hingga memiliki ketrampilan sosial yang buruk”.
Selain
itu, masih menurut Koh, anak dari keluarga yang lebih banyak bicara cenderung
menyela. Anak dengan kondisi seerti ADHD juga cenderung lebih banyak
mengganggu, karena mereka lebih sulit mengendalikan impuls mereka.
Mereka
bahkan mungkin tidak menyadari bahwa mereka sedang mengganggu, dan bahwa perilaku
mereka mengganggu orang lain.
***
Di
rumah, anak saya juga sering menyela pembicaraan. Baik saat saya dan suami ngobrol, atau saat ada tamu.
Apalagi, kalau saya ’ketahuan’ ngobrol dengan anak lain seusianya. Pasti mas
Zafran atau Inara langsung ikut nimbrung.
Jika
saya perhatikan, dua anak saya ini kayak gini
Bosan
Barangkali
ini yang dirasakan mas Zafran atau Inara saat di tempat umum. Biasanya intensitasnya lebih sering saat
saya ngobrol dengan orang lain pas kita lagi jalan-jalan keluar. Mereka merasa
dicuekin dan bosan karena tidak dilibatkan dalam pembicaraan.
Minta
perhatian
Menyela
pembicaraan menjadi tanda bahwa mereka butuh perhatian lebih saat itu juga.
Nah, ini menurut saya yang harus diberi penjelasan. Bahwa apa yang mereka inginkan
saat itu juga, tidak bisa langsung mereka dapat. Mereka musti belajar menunggu,
sabar, dan menanti giliran.
Mungkin
mereka memang belum mengerti bagaimana cara mengungkakan sesuatu saat mereka
ingin. mereka hanya tahu, keiginan itu harus tersampaikan saat itu juga. Anak-anak
ini memang belum paham betul, apa itu menyela pembicaraan. Apakah yang
dilakukan selama ini benar, atau justru mengganggu banyak orang. So, mereka
butuh penjelasan yang serius tentang ini.
Bagaimana cara menjelaskannya?
1. Monkey see monkey do
Ibu
adalah role model anak-anaknya. Jadi,
mengajarkan anak untuk tidak meyela pembicaraan musti dimulai dari diri
sendiri.
Sumber: Etsy.com |
Caranya?
Dengan
tidak menyela saat anak berbicara. Dengarkan apa yang mereka katakan. Bahkan,
ketika saya tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Jangan lupa eye contact. Kalau sudah begitu,
biasanya mas Zafran akan bilang “Aduh, ibuk kok gak ngerti-ngerti sih”. hehehe.
Apakah
dengan begitu saya tidak pernah menyela? Oh tidak. Anak bisa lebih cerdik dari
kita. Misalnya. Mas Zafran, biasanya akan bercerita panjang lebar saat saya
menyuruhnya mandi. Ceritanya gado-gado. Bisa tentang pengalaman di sekolah, cita-cita,
atau mau makan apa besok.
Artinya,
dia sedang mengulur waktu, agar mandinya bisa ditunda. Nego alus. Kalau sudah
ceritanya tak tentu arah, itu berarti, doi kehabisan cerita, dan tak tahu musti
ngelanjutin apa lagi.
Sebelum
saya kena hipnotis dengan ceritanya, saya cut “Yasudah, dilanjut nanti kalau
kamu sudah mandi”. Mukanya langsung berubah, tapi terus mandi hahaha… 1:0.
2. Beri
pengertian
Memberi
pengertian kepada anak memang susah susah sulit. Apalagi soal menyela pembicaraan
orang lain. Prosesnya gak berhenti pada satu peristiwa itu saja. Anak gak
otomatis paham. Tapi, saya yakin, mereka akan terus belajar untuk tahu, bahwa
menyela pembicaraan orang lain itu tidak baik.
Bahkan,
bisa melukai hati. Menyela pembicaraan juga tidak sopan. Bisa menyinggung perasaan.
Jadi, sebaiknya, menunggu giliran berbicara. Itu termasuk pelajaran etika dan
rasa hormat.
3. Ajari
apa yang harus dilakukan
Nah,
ini langkah selanjutnya untuk mengajari anak menyela pembicaraan. Maksudnya,
bukan saya membenarkan cara mereka seperti di atas. Tapi, ada cara lain yang
barangkali bisa diterapkan untuk menyela obrolan, jika memang diperlukan. Tanpa merugikan salah
satu pihak. Saya masih bisa melanjutkan obrolan, sedangkan anak-anak juga dapat
perhatian.
Atau,
jika ada hal-hal yang mendesak, seperti
harus buang air kecil, terjadi kebakaran, atau pencurian. Seperti
ini
➥Ajari
Bahasa isyarat
Ini
dulu yang saya ajarkan ada Zafran saat seumuran Inara, atau lebih besar
dikitlah ya. Tentang Bahasa isyarat. Bukan Bahasa yang digunakan teman-teman
tuna rungu atau tuna wicara, tapi lebih pada bahasa isyarat sederhana yang
mudah dipahami.
Fungsinya,
agar saya masih bisa melanjutkan obrolan. Sedangkan anak, tetap mendapatkan perhatian. Meskipun tidak langsung. Biasanya cara
ini juga saya gunakan saat makan atau minum. Pernah
kan buibu saat makan atau minum lalu si anak merengek minta ini minta itu. Padahal, itu makanan udah di ujung tenggorokan.
Daripada
keselek, saya pakai
cara ini.
Bahasa Isyarat | freepik |
- Tangan terbuka, mengarah ke si anak. Artinya, tunggu sebentar, ibuk sedang ngobrol atau lagi minum di tegukan terakhir.
- Telunjuk satu diarahkan ke mulut. Artinya, diam sebentar, jangan teriak. Ibuk lagi ada tamu.
- Jempol. Artinya, bagus, sudah oke. Biasanya saya gunakan saat anak tiba-tiba menunjukkan sesuatu yang butuh apresiasi. Menunjukkan gambar, warna, atau kresasi buatanya. Bagi mereka, dunia harus tahu saat itu juga.
- Memegang tangan atau menepuk pundak. Artinya, mereka sedang minta perhatian. Ada yang ingin disampaikan. Bisa beralih ke anak dulu sebenatar, lalu melanjutkan obrolan.
- Jangan lupa eye contact. Ini menandakan, kita memberikan perhatian pada mereka. Tapi gak sekarang. Nanti, ditunggu, sabar. Begitu kira-kira.
Cara
ini menghindarkan saya untuk berteriak. “Sebentar……..!!!!!”. Gak boleh kan ya….
jadi, saya pilih se--ben--tar. Tanpa suara. Dengan mimik yang tegas, sejajarkan
mata. Biasanya mereka akan diam. Sebentar.
Ini
juga membuat anak cepat bicara. Mempelajari kosakata baru, dan melafalkannya dengan
jelas. Seperti Inara. Dia bisa melafalkan nama binatang dalam buku bergambar. Dengan mulut
munyu-munyu. Persis seperti yang saya ajarkan. Lucu sekali buat hiburan hehe…
➥Ajari
berbisik
Saya suka cara ini. Anak tidak berteriak. Mendekat, lalu membisikkan apa yang mereka
inginkan. Saya gak merasa terganggu dengan teriakan, atau tarikan baju.
Keinginan anak tersampaikan, saya juga lebih jelas mereka maunya apa. Win win solution.
4. Beri
apresiasi
Apresiasi
itu penting. Anak jadi tahu, bahwa apa yang mereka lakukan itu benar, dan patut
mendapatkan perhatian khusus. Ini juga akan membuat anak senang melakukan
kebaikan. Termasuk menunggu orang lain selesai berbicara.
Ucapkan terimakasih karena sudah sabar menunggu,
atau peluk sambil bilang “Terimakasih karena sudah gak teriak lagi” atau,
berterima kasih karena sudah belajar tidak menyela pembicaraan.
Apakah
cara ini berhasil? Belum. Mereka belum ‘disiplin’ menerapkannya. Tapi, saya
yakin, mereka dan saya juga lagi belajar untuk saling mengerti. Paham kondisi. Peka
pada situasi.
Bagi
saya ini juga termasuk life skill. Penting untuk dipelajari. Belajar sama-sama ya nak. Karena, semua murid semua guru.
Kalau
kamu, gimana bu? punya cara lain?
Yg pakai bahasa isyarat kayaknya bagus diterapkan utk anakku :D. Karena mereka paling suka niih kalo ada hal baru yg bisa di pakai, apalagi kalo iming2 bahasa isyarat = bahasa rahasia :p.
BalasHapusPasti semangat untuk mereka inget2. Anak2 memang sering begini yaaaa. Tp biasanya mereka suka nyela pembicaraan pas aku dan papinya anak2 sdg ngobrol mba. Pasti deeeh itu lgs nimbrung semua hahahaha. Udh berkali2 diksh tau jgn nyela pembicaraan, ttp aja suka lupa :D.
iya ya anak2 tu paling suka klo menjadi spesial. termasuk kode rahasia yang cuma di adan ibunya yang tahu. musti belajar lagi nih mbak :-)
Hapussuka postingannya. ini cara yang selalu saya cari selama ini klo anak doyan interupsi, ternyata bukan salah anak semata ya, ortu nya juga emang doyan interupsi omongan anak, hehehe. oia, mba kenapa gak boleh bilang "sebentar" pada anak?
BalasHapusiya mbak, masih terus belajar ini. bukan 'sebentar' mbak maksudnya pakai intonasi tinggi. masih belajar gak over tone hihihihi...
Hapusoohhh, intonasi....yah, itu penting memang, apapun katanya yang utama adalah intonasi ya
Hapusiya betul. kadang suka over tone klo mood saya lagi berantakan hehehe..
HapusBeberapa cara di atas udah saya terapkan nih sama anak. Insya Allah, makin ke sini anak makin ngerti ya mbak, hehe..
BalasHapusiya mbak, ini juga terus belajar. kadang ibunya juga suka lupa hehe...
HapusCerita ini saya juga pernah mengalaminya saat kecil, kalau nggak salah sewaktu sebelum sekolah. Menyela pembicaraan ibu saat ada tamu, tapi setelah diberi nasehat ibu jadi nggak berani ganggu setiap kalau ada tamu lagi. Mending di kamar. Tapi menarik sekali cara mendidik dan improvisasi skill mbak untuk berkomunikasi dengan anak ini, bisa jadi ilmu ketika saya sudah punya anak nanti hehehe terimakasih shareingnya mba
BalasHapussaya dulu juga gitu mbak. ini pengalaman saya saat kecil juga sebenarnya. dulu, ibu saya ngajarin berbisik. biar gak teriak-teriak dan ganggu banyak orang hehe... ditunggu nih crita2 ttg anaknya nanti :-)
HapusTulisannya menghibur saya banget, biasanya kalau saya pas lagi telpon ataupun lagi buat video..mereka pasti berlomba2 ngajak ngobrol maminya ( abang sama kakak usia 6,5thn dan 3,5 thn) . Herann deh lihatnya..by the way..ilmunya terimakasih sekali mba..bermanfaat banget
BalasHapussama2 mbak :-) anak tu unik ya, suka gemes sama tingkahnya. ibu musti punya stok sabar yang banyak hehe.. :-)
HapusBener banget nih bunda. Ga sadar ya ternyata mereka bosan dan minta perhatian. Biasanya jurus saya juga merendahkan diri agsr posisinya sama dengan anak matanya, baru bicara. Atau kalau bisa memangku mereka sambil berbisik. Tapi da aku jarang nerima tamu
BalasHapusaku juga jarang sih mbak ada tamu yang bener2 'resmi' gitu. biasanya tetangga sekompleks aja hehehe... tapi ini memang skill yang musti dikenalkan sama anak ya. semangat :-)
HapusIlmu baru nih. Anak ku juga suka menyela pembicaraan. Semoga aku bisa ngajarin dan menerapkan ilmu ini.
BalasHapuswah...sip2.. nanti sharing di blog ya bun :-)
Hapusbagus nih mam, jadi penasaran bagian yang membaca gerak bibir bisa membuat anak cepat bicara, diulas dong mam :)
BalasHapusiya ya, bisa jadi angle baru nih. sip2... hehe.. :-)
Hapuswah iya mom, penting sekali ya mengajarkan anak tidak menyela pembicaraan. Apalagi kalau udah rebutan ngomong, emaknya yang pusing :) salam kenal ya mom :)
BalasHapussalma kenal juga mom, iya momynya bisa pusing keliling2 hehehe..
HapusMakasih banget Mom... Pas sama yang aku perlukan apalagi di masa-masa WFH begini.
BalasHapusanak lebih banyak ngintilin ya hihihi.... semangat.. :-)
HapusBermanfaat banget ini mom thanks ya. Anak aku soalnya juga lg dlm fase banyak bicara dan minta perhatian terus tiap aku lg bicara sm org lain
BalasHapusini juga lagi belajar terus mbak suka lupa aja. apalagi klo udah kena emosi hehehe..
HapusWah meskipun belum bisa aku terapkan sekarang tapi ini ilmu yg bermanfaat banget.
BalasHapusAku di rumah masih ada adek memang udah besar sih usia 9 tahun. Dan dia termasuk anak yg ekspresif. Jadi ketika dia cerita dan aku abaikan dia langsung dan ngambek trus ngomel2 kenapa sih dia gak didengerin haha lucu sih
iya. lagi fasenya minta perhatian itu mbak. anak kecil tu sebenarnya ya sama kyk orang dewasa minta diperhatikan waktu ngobrol. cuma mereka gak bisa ngungkapin aja, tahunya muka gemes aja hehehe...
HapusTips yang bahasa isyarat keren kak. Mungkin bisa saya terapkan ke sepupu-sepupu kecil. Eh tapi kalau cuma ketemu sekali-sekali susah kali ya kak, mesti orang tuanya yang ajarin.
BalasHapusgpp mbak coba aja. anak kecil tu biasanya suka main rahasia rahasiaan. nnt mereka bakal praktekin dirumah.
Hapushalo kak smga sehat selalu
BalasHapussaya mau cerita nih
anak sya kan 3, yg pertama perempuan namanya Alesha 5,5thn bru sekolah TK
yg kedua namanya Zafirah 3thn
yg ketiga Emran 1 thn
nah dari ketiga anak saya
yg pertama yg kiranya hyperaktif / ekspresif dalam sgala hal.
trutama masalah nimbrung / interupsi / menyela pembicaraan orangtua.
contoh kecil wktu malam2 sya sma suami diskusi, nah alesha tu lg ngemil, pdhl sebelum sya diskusi / ngobrol, ngemilnya itu gk bersuara, eh pas sya ngborol malah dikencengin suara ngemilnya (nyam nyam nyam nyam) seperti itulah kira2 suaranya,
di kasih pengertian diem, gk diem, dua kali pengertian gk diem jg, ujung2nya saya sentil atau kakinya saya cepret pake lidi, baru deh dia diem,
tp ujung2nya sya ngerasa bersalah , saya minta mf ke alesha saya cium keningnya dan sya ajak dia berjanji lain kali jgn diulangi lg perilaku sprti itu.
ehh... besoknya gitu lg gitu lg..
diulang lg diulang lg..
sperti ada rasa iri kpd adik2nya, pdhal semua anak gk saya beda2in
dr kecil sampe skrg gk ilang ilang itu tingkahnya, gimana ya solusinya kak..
mohon bantuannya
terima kasih
halo mbak, semoga sehat selalu...
Hapussaya sebenarnya juga masih terus belajar soal ini. sampai anak2 usia sekarangpun, menyela pembicaraan masih tetap dilakukan, meskipun beda cara dan intensitas.
Menurut saya, untuk anak seusia Alesha, sangat normal melakukan hal di atas sih menurutku mbak. Dia mungkin belum terbiasa dengan kehadiran adik2nya yg memang butuh perhatian khusus.
Menurut saya poinnya pada kasih pengertian. ini gak sekali dua kali, bisa ribuan kali hiks.... (pengalaman sendiri). yang penting menurut saya tetap di komunikasi. coba mungkin pas hatinya enak, suasana nyaman, ajak ngobrol 4 mata ttg konsep menyela.
semangat ibuk..... sama2 belajar.... semoga membantu :-)