pentingnya asuransi jiwa untuk masa depan keluarga

2 komentar

Pagi itu, Bapak meninggal. Tak ada firasat apapun. 
"Pulango, Bapak kangen" begitu suara di ujung telepon
"Iya" dan telepon ditutup tanpa ada keterangan apapun
Di perjalanan, rasanya campur aduk. Jember-Tulungagung, 8 jam perjalanan. Sampai dirumah, Bapak sudah dimakamkan. Badan rasanya lemas tak bertulang. 

Saat itu saya masih semester 4 di salah satu perguruan tinggi di Jember. Adik saya, baru menginjak semester satu. Dua sisanya masih SD dan balita. Shock, pasti. Meskipun saya tahu Bapak mungkin gak bertahan lama dengan diagnosis kanker otak stadium 4. Setahun berjuang, akhirnya Allah lebih sayang.

Sepeninggal Bapak, ekonomi keluarga kocar kacir. Memang Bapak bukan satu satunya pencari nafkah saat itu. Tapi, selama ini income terbesar ya dari Bapak. Ibu saya juga bekerja. Sebagai guru TK sebuah yayasan. Bapak, wiraswasta di bidang konveksi. Selama sakit, praktis Ibu tak bekerja. Mengandalkan tabungan dan beberapa aset tanah hasil usaha. Habis. Uang tabungan tak tersisa.

Ibu saya meneruskan usaha konveksi Bapak. Bedanya, kalau dulu produksi sendiri, sekarang jadi buruh konveksi. Ambil potongan kain dari juragan konveksi, lalu disebar ke penjahit yang masih tersisa. Kalau ingat masa itu, gila. Ibu saya memang punya tenaga kuda.

Adik saya hampir putus kuliah. Saya?! kuliah nyambi kerja. Dari jadi sales promotion girl, guru les privat, sampai ikut proyek dosen. Lumayan, bisa buat bertahan hidup plus dikit-dikit bantu biaya adik kuliah. Alhamdulillah saya dapat beasiswa. Meskipun tak banyak, tapi sangat membantu. Paling gak, saya bisa menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Kuliah.

Selepas kuliah, saya bekerja di salah satu stasiun tv swasta di Surabaya. Singkat cerita, setelah menikah dan memiliki anak, saya memutuskan untuk berhenti bekerja. Praktis, semua biaya ditanggung suami. Berkaca dari kejadian di atas, saya mulai belajar mengatur keuangan rumah tangga. Salah satunya dengan menyisihkan sebagian income untuk asuransi jiwa.

Andai saja, dulu bapak sudah kenal asuransi jiwa, mungkin bisa beda cerita. Tapi, ini sungguh pengalaman berharga buat saya. Menyiapkan asuransi jiwa untuk mengalihkan resiko. Plan unplan.

Sayapun mulai belajar serius tentang asuransi. Karena sampai saat ini bahkan masih beredar mitos tentang asuransi jiwa. Seperti, memiliki asuransi jiwa seperti membuang uang percuma. Terus, budaya masyarakat Indonesia juga masih punya pegaruh kuat terhadap keputusan memiliki asuransi jiwa. Apalagi di pedesaan. Misalnya, jika ada orang yang meninggal, maka, seluruh tetangga dan handai taulan akan bergotong royong membantu. Ini berlaku sebaliknya. Jika ada orang lain yang meninggal, praktik ‘balas budi’ masih sering ditemui. Bahkan, di Bali, upacara Ngaben, masyarakat punya sistem sendiri untuk membiayai. Selain itu, tingkat literasi masyarakat Indonesia tentang keuangan juga cukup rendah.

Tiga alasan ini cukup kuat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap asuransi jiwa. Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, bahkan mencatat penetrasi industry asuransi hingga akhir kuartal III-2016 baru 2.63%. Angka ini menempatkan Indonesia di posisi 4 di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand.

Padahal, asuransi jiwa ini sangat penting. Apalagi kalau sudah bekerja, dan memiliki tanggungan. Asuransi jiwa punya pengaruh terhadap kesejahteraan hidup anak-anak dan istri yang ditinggalkan, jika terjadi resiko kematian. Kondisi ini tidak hanya berdampak secara psikologis karena kehilangan orang yang dicintai, tapi juga bisa mengakibatkan kerugian finansial. Dana pendidikan untuk anak-anak yang ditinggalkan bisa kocar kacir. Belum lagi, kebutuhan sehari hari seperti makan dan tagihan bulanan.

Saya tak mau itu terjadi pada saya dan anak-anak. Meskipun saat ini saya juga bekerja dari rumah dengan bisnis baju online shop. Tapi tetap, income terbesar dari suami saya. Jadi, suami musti punya asuransi jiwa. Tentu produk asuransi jiwa yang terpercaya dan memiliki track record terbaik.



PT Asuransi Jiwa Sequis Life (Sequis Life) bisa menjadi pilihan tepat. Asuransi jiwa ini memiliki 4 pilihan produk antara lain:

1. Whole Life
Asuransi Whole Life memberikan perlindungan seumur hidup. Seumur hidup disini maksudnya sampai usia 100 tahun.  

2. Endowment
Asuransi ini disebut juga asuransi Dwiguna. Karena memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai asuransi jiwa. Kedua, sebagai tabungan.

3. Term Life
Asuransi Term Life termasuk asuransi jiwa berjangka. Untuk level term life, artinya perlindungan yang diberikan punya jangka waktu tertentu. Mulai dari 5-20 tahun.

4. Accident & TDP (Total Permanent Dissability)
Asuransi jenis ini memberikan perlindungan jika terjadi kecelakaan, baik meninggal atau cacat tetap.

Keempat jenis asuransi ini memiliki produk asuransi lagi. Bisa dilihat di infografis berikut ini.


Lalu, mana produk asuransi Jiwa dari Sequis Life yang dipilih?. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan untuk memilih jenis asuransi jiwa dari Sequis Life. Pertimbangan ini sebenarnya juga bisa dipakai untuk memilih asuransi jenis lain. Seperti asuransi kesehatan atau pendidikan. Pada prinsipnya ada tiga. Apa saja?! Tuh, ada di infografis di bawah ini :-)

Kenapa ketiganya berpengaruh pada pilihan produk asuransi jiwa atau asuransi lainnya? begini critanya. 

1. Usia 

Usia ini sangat berpengaruh pada produk yang akan dipilih. Karena jangka waktu pertanggungan dihitung dari saat usia mendaftar. Menurut saya, semakin cepat makin baik, karena semakin muda usia, premi yang dibayarkan lebih murah. Ditambah lagi, belum banyak tanggungan yang menjadi beban cashflow. Jadi, biaya premi masih ringan.

2. Besaran Premi

Tiap produk memiliki setoran premi asuransi yang berbeda. Tentunya, harus disesuaikan dengan kemampuan kita. Jangan sampai merusak cashflow bulanan. Pilih yang sesuai dengan kemampuan kita membayar. Ingat, semakin muda merencanakan, semakin ringan biaya.

3. Jenis Pekerjaan

Beda pekerjaan, tentu beda resikonya. Misalnya, pekerja lapangan biasanya memiliki tingkat resiko lebih tinggi dari pekerja kantoran. Jadi, sesuaikan resiko kerja dengan pilihan asuransi jiwa yang sesuai ya.

“Terus, kenapa memilih Sequis Life?” netizen terus bertanya. Saya dengan senang hati menjawab.  


Begini penjelasanya :

1. Terpercaya

Sequis life terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Nomor Izin Usaha Kep-106/KM.13/1992. OJK ini adalah lembaga pengawas industri jasa keuangan terpercaya. Jadi, lembaga yang telah terdaftar di OJK mendapat pengawasan, pengaturan dan perlindungan langsung dari OJK. Tentu untuk kenyamanan dan keamanan konsumen dan massyarakat.

Sequis life juga memiliki asset sebesar Rp. 18,4 trilliun, lebih dari 410.000 jumlah polis serta didukung lebih dari 15.000 tenaga pemasaran professional. Hal ini bisa menjadi bukti kepercayaan masyarakat untuk pengelolaan keuangan bersama Sequis Life.

2. Rekanan Rumah Sakit

Sequis Life memiliki 2252 rekanan rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu juga ada rekanan rumah sakit yang ada di Malaysia dan Singapura. Untuk mengetahui detail lokasi rumah sakit yang terdekat, kalian bisa menggunakan tombol search lokasi rumah sakit rekanan yang tersedia di web Sequis Life. Mudah bukan.

3. Penghargaan

Sequis Life telah mengatongi 22 penghargaan untuk Sequiz Life dan 5 penghargaan untuk Sequis Finance. Terbaru, Sequis Life meraih predikat “Asuransi Nasional Terbaik 2019” kategori Asuransi Jiwa Aset di atas Rp. 10-25 trilliun versi Majalah Investor. Ini menjadi bukti, bahwa produk Sequis Life sudah mendapat kepercayaan nasabah lewat produk-produk yang dimiliki. Keren.

4. Proses klaim mudah

Selain melalui agen, proses klaim Sequis Life bisa menggunakan e-Claim. Menurut web resmi Sequis Life, Fasilitas ini digunakan untuk klaim kesehatan dengan menggunakan media elektronik. Seperti e-mail, WhatsApp dan Line. Caranya sangat mudah, hanya dengan mengirimkan foto dokumen klaim melalui media elektronik tersebut atau email resmi Sequis Life.

Kesadaran untuk menata hidup lebih baik musti diusahakan. Tidak ada yang tahu, apa yang akan terjadi besok, lusa, atau setahun kedepan. Persiapankan dengan matang, meskipun, saya jelas tak tahu kapan musibah datang. Yang pasti, siap hari ini, akan membawa dampak signifikan untuk sesuatu diluar kendali pikiran. 

Asuransi jiwa menjadi kebutuhan wajib perencanaan keuangan. Kematian Bapak dan segala drama setelahnya membuat saya belajar banyak. Jika sudah sedia payung, kapanpun hujan datang, tak akan basah kuyup kedinginan. Memulai sejak dini, mempermudah perencanaan keuangan hingga 100 tahun kedepan. Squis Life, For Better Tomorrow.




Sumber referensi artikel :
1.https://www.liputan6.com/bisnis/read/3604184/begini-9-kiat-memilih-asuransi-jiwa-untuk-pemula?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.0&utm_referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F

2.  https://www.sequis.co.id/id/asuransi-jiwa/individu/perlindungan-jiwa

3. https://www.ojk.go.id/id/tentang-ojk/Pages/Visi-Misi.aspx

4. https://www.sequis.co.id/id/tentang-sequis/life/penghargaan


5.http://www.neraca.co.id/article/31982/nasabah-asuransi-ri-baru-4-jauhtertinggal-dari-malaysia-dan-singapura







2 komentar

  1. Asuransi itu memang penting, tapi kenapa banyak yang ogah beli asuransi? Sayangnya karena cerita negatif tentang pengalaman kerabat, saudara, atau pun teman yang pernah 'ditipu' oleh agen maupun perusahaan asuransi lebih cepat menyebar dan lama mengendap di pikiran.

    Konsepnya baik, tapi prakteknya jauh dari baik. Itu mungkin pertimbangan orang untuk nggak ambil asuransi sebagus apapun produk asuransi itu sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup. tapi saya masih optimis mas prima, pengetahuan orang tua sekarang (geerasi milenial) sudah mulai berubah. tidak seperti generasi orang tua dulu. akses informasi tentang finansial planner banyak bertebaran di media sosial. saya kira, itu bisa membantu membentuk perspektif berbeda tentang asuransi. salam kenal :-)

      Hapus