Kriuknya Bebek goreng haji slamet juanda

8 komentar


Kalau berjalan di sekitaran jalan Sedate Gede, Sidoarjo, banyak sekali warung-warung baru yang bermunculan. Mulai dari warung pinggir jalan, sampai sekelas restoran.

Malam itu, kami sekeluarga hendak pergi ke luar kota. Mampirlah dulu ke bebek goreng H. Slamet. Seingat saya, dulu Bebek Goreng Haji Slamet ini punya nuansa khas di warungnya. Warna ijo. Mungkin, sekarang sudah mulai mengikuti perkembangan jaman. Dibuat lebih modern. Tapi tetap memiliki ciri khas.

Seperti Bebek Goreng Haji Slamet Juanda, Sidoarjo ini. Dilihat dari depan, seperti rumah bangsawan jawa. Bercat putih, dengan jendela lebar di kedua sisinya. Saat malam hari, bangunan ini tampak megah dan mencolok dari bangunan di sekitarnya. Jadi, tidak begitu susah mencari Bebek Slamet di daerah Juanda.
Bebek Goreng Haji Slamet Juanda, Sidoarjo. Tampak depan
Saat memasuki resto, kesan luas dan megah langsung terasa. Adem gitu hawanya. Lantai ‘lobi’ bercorak tegel lawas, warna bata khas rumah jawa. Di sebelah kanan ada resepsionis dengan latar daun imitasi warna hijau. Sedangkan di tengah terdapat meja bundar dengan pot dan bunga di atasnya. Sebelah kiri, ada meja bundar dengan 4 kursi dari rotan. Saya membayangkan, sedang berkunjung ke rumah RA Kartini. Tentu bukan mbak Dian Sastro yang menyambut di depan pintu.
foto: https://bebek-goreng-hslamet-juanda.business.site/
Setelah itu, lebih masuk lagi, ada deretan meja dan kursi kayu. Meja kotak dengan 4 kursi. Meja dan kursi bisa digabung jika jumlah rombongan banyak. Sebelah kanan, ada meja khusus sambal. Bisa mencoba berbagai macam sambal. Mulai sambal ijo, sambal matah, sambal pencit, sambal bawang, dan bumbu hijau. Bisa diambil sesuai selera untuk makan ditempat. 
Ruang 'utama' Bebek Goreng H Slamet Juanda, Sidoarjo
Sebelah kiri, ada semacam teras terbuka. Ah apa ya namanya ini. Kursi sofa panjang terhubung satu dengan yang lain dilengkapi dua kursi dan meja terpisah. Atapnya, berhias daun imitasi. Ada sekat kolam ikan antara ruang ‘utama’ dengan teras ini. Di dalam kolam terdapat ikan koi dan beberapa ekor kura-kura.

Tepat di sebelahnya secara berurutan, ada gazebo, lalu private room dengan ruangan khusus berkaca. Sebenarnya kami ingin makan di gazebo ini. Tapi, ruangannya tidak cukup luas untuk menampung dua anak dengan tingkah luar biasa. Jadi daripada acara makan berantakan, kami lebih memilih makan di teras tadi. Sembari sesekali lihat ikan dan kura-kura.
Gazebo Bebek Goreng H Slamet Juanda
Di ujung restoran, ada dua kursi taman dengan latar daun imitasi dan logo bebek haji slamet Juanda. Sepertinya ini spot khusus untuk selfie khas bebek H slamet.

Di ujung kiri, ada tangga menuju lantai dua. Coffe shop. Saya kesana hanya melihat-lihat saja. sembari cekrak cekrek sana sini. View dari atas ini keren sekali. Apalagi pas malam hari, lampu-lampu kota kelap-kelip menambah suasana romantis di ketinggian.
View dari coffe shop. Lantai 2. Bebek Goreng H Slamet Juanda
Coffe shop Bebek Goreng H Slamet Juanda
Ujung kanan restoran, terdapat mushola dan tempat cuci tangan. Tempatnya bersih dan rapi. bagi yang dalam perjalanan jauh, saya rekomendasikan untuk makan di sini. Selain nyaman, fasilitas juga lengkap. Pas banget untuk keluarga.

Menunya?

Ah iya hampir lupa, saya terlalu terkesan dengan bangunan restoran ini. Bersih, luas, desain interiornya pas. Gak kurang, juga tak berlebihan.

Saya sampai lupa foto menu yang kita pesan. Suami pesan bebek goreng. Sedangkan saya yang tidak suka bebek, lebih memilih ayam goreng. Anak-anak juga makan menu yang sama dengan saya. Ada juga daun pepaya. Rasanya sama sekali tak pahit. Foto di bawah saya ambil dari web resmi Bebek Goreng Haji Slamet.
foto: https://bebek-goreng-hslamet-juanda.business.site/
Untuk sambal, saya lebih memilih sambal pencit. Sedangkan suami mencoba sambal matah, sambal bawang dan bumbu hijau khas Bebek Goreng H Slamet. Ini orang memang hobi makan sambal. Suami juga pesan tahu dan tempe goreng, trancam sayur juga ada. Minumnya, es teh dan es jeruk.

Rasanya?

Enak. Cuma menurut saya terlalu garing untuk ukuran ayam goreng. Jadi dagingnya bukan berasa nyus, tapi kriuk! Tapi saya suka. Apalagi pas bagian tulang. Kres! Wenak!. Saya memang pecinta tulang ayam. Kalau dirumah, itu tulang pasti gak bersisa. Karena lagi makan disitu, jadi agak sungkan krakot-krakot balung hahahaha.

Untuk Bebek goreng kata suami sih kres!. Dagingnya juga empuk. Porsinya pas. Tapi untuk porsi nasi, kurang kata suami. Kalau saya sih pas. 

Harganya?

800 ribu untuk 2 ekor ayam. GAKLAH! itu kan yang lagi viral di media sosial. hahaha. Sila lihat sendiri di menu ini. Menurut saya sesuai dengan rasa yang enak plus tempat yang nyaman. Pas di lidah, pas di kantong. Asedap…
foto: https://bebek-goreng-hslamet-juanda.business.site/


Bebek goreng H Slamet ini ada di Jalan Sedati Gede no.83, Sidoarjo. Jika kalian dari arah Surabaya mau ke bandara Juanda terminal 2, lewat Aloha, sebelum masuk kawasan Puspenerbal, ada pom bensin besar kiri jalan. Masuk ke jalan pas sebelah pom bensin. Kira-kira 500an meter dari situ, bebek goreng H Slamet bisa ditemukan. 

Ada yang berencana kesini? atau sudah kesini? sharing yuk..






Tips Hidup Minimalis versi IRT

20 komentar


Ngomong-ngomong soal minimalis, saya jadi teringat mbah saya. dulu, mbah saya itu kalau lagi ada uang, beli perabot seperti piring dan piranti dapur lainnya. Untuk piring, biasanya beli lusinan. Kalau pas bokek, dijuallah itu perabotan.

Lain hari, mbah saya yang lain pernah punya wejangan. “Ojo tuku gombal ae” (jangan beli baju terus). Katanya, baju akan berakhir jadi serbet piring.

Dari obrolan singkat di atas, sebenarnya, orang tua dulu sudah menerapkan yang namanya hidup minimalis. Bedanya, mereka tak bisa menjelaskan, langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk ke arah sana. Belio-belio ini hanya berbekal feeling, pengalaman hidup, asam garam laku, dan pahit manis keseharian.

Dulu, saya menganggap mbah saya ini hemat, kalau tak mau dibilang pelit hihihi. Semua muanya dibeli berdasar mana yang butuh, bukan apa yang pengen. Makin kesini, memori-memori tentang pelajaran hidup dari mbah saya ini sangat berguna. Dan justru kekinian.

Fumio Sasaki dalam dalam buku Good Bye Things! Sepertinya terinspirasi dari mbah saya. hahahaha. Ya masak iya. Menurut  Fumio, hidup minimalis bukanlah tentang memiliki barang sesedikit mungkin, tapi memperlakukan barang dengan tepat. Tahu barang mana yang kita butuhkan daripada yang kita inginkan. Menempatkan barang yang bersifat pokok, dan mengurangi kepemilikan benda demi memberikan ruang pada hal-hal utama.

Sama dengan Fumio, minimalis menurut Dave Bruno, penulis buku The 100 Things Challenge, juga begitu. Di kutip melalui Media Indonesia, Dave memaparkan ada 3 cara hidup minimalis. Reduce (mengurangi), refuse (menolak barang tidak berguna) dan rejigger (menata ulang).

Saya kira keduanya punya semangat yang sama. Dalam rangka mengurangi sampah yang menjadi masalah global. Dengan mengurangi penggunaan barang yang tidak perlu, kita juga berperan mengurangi sampah baru. Tentu untuk masa depan generasi mendatang yang lebih baik.

Nah, setelah berumah tangga dan punya anak, sepertinya susah sekali menerapkan hidup minimalis. Tahu kan, bagaimana emak-emak kalau sudah lihat barang lucu-lucu untuk anak. Biasanya langsung kalap. Atau membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Misalnya, topi keramas, tempat duduk buat mandi anak, dan printilan menggemaskan lain. Tentu setelah melihat iklan produk-produk perlengkapan anak yang ‘memudahkan’ itu.

Makin kesini, saya mulai sadar. Bahwa barang-barang yang ada dirumah, tidak semuanya difungsikan dengan baik. Apalagi, mempertimbangkan besar rumah. Semakin lama, barang semakin numpuk, dan itu, membuat saya senewen.

So, awal tahun ini, saya mulai belajar lagi tentang hidup minimalis. Tentu ala saya. karena saya beranggapan, tidak semua metode minimalis, cocok dan pas buat saya. Ibu-ibu beranak dua dengan suami hobi naik gunung. Printilannya banyak.


1. Stop beli mainan baru

Ini yang saya terapkan untuk dua anak saya. Zafran (6) dan Inara (2). Main yang ada di rumah. Bisa juga dengan membuat mainan sendiri dari bahan kardus.


Bisa juga dengan membuat mainan lama menjadi baru. Seperti robot ultramen ini. Zafran kepingin beli Ultramen Raja. Ultramen dengan jubah merah. Saya bilang "Kita bikin sendiri yuk". berbekal kain flanel bekas tas kucing milik adiknya, jadilah jubah ultramen raja. Jadi mainan baru kan?! 

Ultramen raja. Jubahnya bikin sendiri. Jadilah mainan baru
Selain lebih hemat, membuat mainan sendiri juga punya banyak manfaat.


2. Membuang barang yang tak terpakai

Ini cukup sulit. Karena saya termasuk orang yang suka menyimpan banyak kenangan. Seperti “Wah, ini bantal Zafran pas masih bayi”, atau “Ini sepatu waktu Inara pertama kali bisa jalan” dan kenangan-kenangan yang bikin saya enggan membuangnya.

Kemarin, saya mulai keras dengan diri sendiri. Mainan, barang-barang lama yang sekiranya tidak terpakai, buang.  Beberapa baju punya Zafran yang masih bagus, dan bermerek, saya jual ulang. Nitip jual di akun pre love.

Printilan bayi Inara seperti kursi mandi, stroller, pompa asi, masih saya simpan. Barangkali saya nanti punya ponakan baru, bisa disumbangkan. Baju-baju ayahnya yang kekecilan saya kasih ke orang yang membutuhkan.

Mungkin nanti, itu perlengkapan naik gunung, bisa juga saya jual. Menuhin kamar. Toh dipakainya setahun paling sekali. Kalau mau pergi-pergi bisa sewa alat kan ya pak! Tag suamiku. J

3. Memanfaatkan barang bekas

Mulai beberes dapur. ternyata banyak barang tak terpakai yang bisa dimanfaatkan. Seperti botol oralit punya Zafran waktu sering diare ini. Ternyata sudah kadaluarsa. Saya sulap jadi pot bunga dalam ruangan. Tinggal nambahin ikan hias. Sepertinya keren.
Botol bekas oralit
Sementara itu, botol bekas air mineral, saya kumpulkan. Kalau sempat mau bikin pot bunga. Kalau tak sempat ya, saya jual ke tukang loak.


4. Remake baju lama

Sebenarnya saya butuh mesin jahit untuk melakukan ini dengan baik. Tapi karena gak ada, ya pakai yang ada. Seperti baju jumpsuit punya saya ini sudah kekecilan. Saya gak pede makainya. Saya potonglah itu jadi dua. Bawahannya bisa jadi celana harian. Atasanya, saya pakai daleman baju. Harusnya sih bekas potongan dijahit dulu. Tapi karea gak ada, yasudah dipakai saja langsung.
Jumpsuit lama jadi celana harian
Baju-baju lama yang sekiranya sudah gak oke dipakai, ternyata bisa di mix and match. Seperti baju lawas ini bisa tampak oke dipadukan dengan kerudung kekinian. Kata suami, kerudung dengan motif cat tumpah. Itu abstrak yah, abstrak! Duh!

Ini sudah menerapkan hidup minimalis belum ya? hahaha…

Oh iya, yang mau belajar hidup minimalist ala ibu rumah tangga, bisa follow akun-nya mbak @rindasukma_. Mbak rinda ini juga menulis tentang tips keuangan ala IRT sarjana. Tentang mental miskin. Dan hal-hal related banget dengan kehidupan emak-emak yang penuh drama.

Udah beberes apa saja hari ini bu? 









Review swiss-belinn hotel malang

4 komentar
Liburan akhir tahun kemarin ditutup dengan menginap di hotel Swiss-Belinn Malang. Berbeda dengan lokasi hotel sebelumnya, Swiss-belinn berada di pusat kota Malang. Tempatnya sangat strategis. Jalan Veteran 8A, Malang. Dekat dengan Malang Town Square dan Transmart.


Setelah selesai menyusuri Eco Green Park, kita melanjutkan perjalanan ke Swis Bell in hotel malang. Meskipun lokasinya ada di pusat kota, kita sempat kebingungan untuk masuk area hotel. Antara jalan kecil atau lobi mall. Tapi akhirnya sampai juga di hotelnya.


Saya dan anak-anak turun dulu, sambil ngurus ceck-in. Saat itu, suasana depan lobi hotel ramai dengan penjual. Sepertinya sedang ada acara. Beberapa penjual menjajakan dagangannya tepat di teras lobi hotel. Seperti batik, jajanan khas Malang dan beberapa kudapan.

Lobi hotel
Luas. Begitu kesan saya saat masuk lobi hotel. Sebelah kanan pintu masuk, ada coffe kecil. Menjual roti dan beberapa camilan. Di samping dan depan resepsionis, disediakan sofa besar untuk tamu. Di sudut kiri, ada display toko etnik. Batik, dan beberapa kain tenun. Dipajang rapi di pojokan lobi.

Pelayanannya ramah. Setelah selesai ceck-in, kami diberi welcome drink oleh petugas hotel. Dua teh hangat. Rasanya mirip teh buah. Wangi. Bikin badan hangat di tengah cuaca Malang yang sedang diguyur hujan deras.

Kamar hotel
Suami pesan hotel via Agoda. Kebetulan lagi ada potongan harga. Pesan kamar Deluxe, twin bed.  Menurut saya, kamarnya memang tidak begitu luas. Tapi dengan penataan kamar yang rapi dan apik, sangat nyaman. Aman juga buat anak-anak.
foto: www.swiss-belhotel.com
Jendela kamarnya luas. Kebetulan kami dapat kamar di lantai 8. Pas banget viewnya kota Malang plus langit mendung. Pagi hari, pemandangan lebih keren lagi. Golden morning. Matahari yang redup dan keindahan kota Malang dari ketinggian.
Pemandangan dari jendela kamar lantai 8. Swiss-Belinn Hotel
Fasilitas dalam kamar juga lengkap. LED Tv dengan saluran kabel yang lengkap, kaca, meja tulis, satu kursi, dan coffe table. Lengkap dengan dua botol air mineral ukuran sedang. Kopi, teh, gula dan krim dalam sachet. Tak lupa, dua buah mug untuk minum.
Kamar hotel Swiss-Belinn
Ada juga kulkas kecil di bawah meja, lemari baju, dan brankas. Kalau mau nyimpen barang berharga, bisa di dalam brangkas. Letaknya ada di dalam lemari baju.

Jika ingin sembahyang, petunjuk kiblat ada di plafon.

Kamar mandi
Kamar mandinya bersih tentu saja. Peralatan mandi seperti sikat gigi, odol, sabun dan sampo mandi tersedia. Ada juga shower cap, cutton bath, pengikir kuku. Semua perlengkapan penunjang di kamar mandi ini disebut amenities. Ah, saya baru tahu hehehe. Satu lagi yang saya suka, Hair dryer.
Amenities | www.swiss-belhotel.com 
Sayang, tidak ada kran untuk wudhu. Jadi kalau mau wudhu, pakai shower mandi. Biasanya, kran sepaket dengan shower, seperti saat di Bwalk kemarin. Tapi, ini tidak ada.

Di dalam kamar mandi juga ada tulisan peringatan untuk hemat air dan penggunaan sabun. Ah senang sekali kalau hotel bintang 3 seperti Swiss-belinn ini mulai aware dengan lingkungan.

Kolam renang
Ini dia yang ditunggu tunggu sama anak-anak. Semalam saat tiba, anak-anak sudah minta masuk kolam. Padahal udara dingin banget. Pagi, ini mereka bersemangat pergi ke kolam renang.
Kolam renang Swiss-Belinn Hotel
Di kolam renang, sudah disediakan handuk. Jadi tidak perlu membawa handuk hotel untuk di bawa ke kolam renang. Handuk bisa diminta di petugas kolam renang yang ramah.

Selain itu, anak-anak bisa menyewa pelampung lucu-lucu seperti yang dipakai Inara ini. Berbentuk pesawat terbang, lengkap dengan pistol air. Ada juga pelampung lengan, dan papan. Untuk mendapat fasilitas ini, pengunjung perlu membayar sewa.

Gym
Tempatnya ada di ujung kolam renang. Kami tidak kesana, karena anak-anak lagi asik berenang. Praktis ayahnya juga ikut nyemplung. Padahal sudah prepare sepatu olah raga. Dari kolam renang, kita bisa melihat apa saja yang ada di pusat kebugaran. Begitu juga sebaliknya. Jadi, sembari nge-gym, bisa lihat kolam renang.
Gym | www.swiss-belhotel.com 
BaReLo (Tempat makan)
Terletak di lantai satu. Tepat di sebelah kolam renang. Tempat makannya ada yang indoor dan outdoor.
Tempat makan outdor dekat kolam renang. Swiss-Belinn Hotel
Ramai sekali saat itu. Padahal, sudah lewat libur natal. Sepertinya, banyak yang ambil cuti di hari itu. Kami bahkan perlu menunggu beberapa saat sampai ada kursi kosong untuk sarapan. Sebenarnya ada kursi kosong dekat dengan kolam renang. Tapi panas. Sayangnya lagi, stok kursi makan anak sedikit. Saya hanya melihat 2 kursi makan anak terpakai. Saat minta ke petugas hotel katanya habis. 
Barelo indoor | www.swiss-belhotel.com 
Sarapan dijadwalkan pukul 08.00-11.00 WIB. Kami memilih untuk berenang dulu, kemudian sarapan. Karena anak-anak sudah heboh kesana kemari. Kira-kira pukul 09.00, kami mulai sarapan.

Untuk menu makanan, standar seperti menu hotel lainnya. Nasi goreng, capcay, mi goreng, dan berbagai olahan sayur lainnya. Rasanya, tidak ada yang istimewa. Tapi tidak ada yang plain. Jadi semuanya masih berasa. Ada kan ya, yang anyep gitu kadang masakan hotel.  Tapi di Swiss-Belinn hotel ini gak. Oiya, saya suka sekali mi ayamnya. Berasa banget kaldunya. Juara.

Selain itu, ada juga menu a'la carte. Menu makanan fresh dan belum dimasak. Menu ini akan dimasak saat kita memesannya. Seperti omelet, sosis goreng dan bakar. 

Selain menu utama, ada juga makanan lainnya. Buah, salad, sereal, aneka minuman, kue tradisional dan aneka pastry. Untuk menu penutup, favorit sih ketan hitam. Manis gurihnya berasa.

Kami checkout tepat pukul 12.00. Sebelumnya, petugas hotel mengingatkan kami satu jam sebelum checkout. Untuk persiapan sebelum pulang.

Setelah selesai, dan dinyatakan ‘bersih’, kamipun melanjutkan perjalanan pulang. Terimakasih Swiss Bellinn Hotel J







Kaleidoskop 2019, what next?

2 komentar


Selamat tinggal 2019. Beserta drama dan proses belajarnya. Selamat datang 2020. Semoga terus bisa belajar apapun. Nambah skill, lebih sabar, hemat dan konsisten dengan perencanaan keuangan.
Ini adalah rangkuman peristiwa di hidup saya dan keluarga selama satu tahun. Sedikit banyak, berpengaruh pada isi dan performa blog.

Saya bikin blog sejak tahun 2017. Sebelumnya, saya juga pernah buat blog. Pernah pakai multiply? Kita seumuran. Waktu SMA, sudah punya sih, tapi lupa password. Kuliah pernah bikin pakai wordpress. Lalu lupa lagi. Kemudian bikin lagi karena ada lomba blog salah satu provider. Terus lupa password.

Blog ini saya buat setelah punya anak. Dibuat tahun 2017. Tapi baru aktif setahun belakangan. Join ke grup blogging, follow para blogger keren, ikut blogwalking dll. Maklum, sudah vakum 7 tahun dari dunia tulis menulis. Masih ‘jet lag’.

Kegiatan tulis menulis saya sebenarnya lebih banyak di facebook. Ikut grup komunitas bisa menulis. Awalnya, saya juga join emak pintar asia milik mbak Indari Mastuti. Belakangan saya cek webnya, tidak ada. Pernah kirim tulisan di mojok.co juga, tapi gak pernah tayang wkwkwk.

And here we go…..

Januari
Bulan ini ternyata banyak tulisan yang saya buat, sekaligus upload di blog. Beberapa saya copas dari tulisan-tulisan di facebook. Sebelumnya, saya sering menulis di facebook. Tentang apapun. Belakangan lebih sering nulis tentang parenting. Saat menulis parenting, sepertinya mengalir begitu saja. Barangkali, karena saya mengalaminya sendiri. Setiap hari.

Februari
Tepat setahun anak kedua saya. Anak pertama saya, mas Zafran juga lahir di bulan ini. Bikin acara ulang tahun untuk keduanya. Semua printilan saya sendiri yang handle.


Di bulan ini juga, saya mulai menulis keluh kesah tentang dunia parenting. Salah satunya mom shaming. Ya maklumlah, ibu dua anak ini masih baper sama omongan orang. Tapi dengan menuliskannya di blog, saya jadi lebih lega. Sekaligus berbagi biar gak kebablasan bapernya.


Maret
Bulan ini saya mulai gak pede menulis. Baca-baca lagi tulisan di blog. Kebanyakan kok humble brag. Sombong yang sederhana. Rendah hati tapi pamer. Begitulah perasaan saya saat itu. Kemudian mulai ‘berkonsultasi’ dengan beberapa penulis.

Salah satu penulis favorit saya adalah mbak @mcitraningrum. Membaca tulisannya di blog dan kompasiana. Saya kepincut ingin menulis dengan gaya tulisan seperti mbak Citra ini. Kemudian, DM lah saya via Instagram.

“Gimana sih mbak caranya nulis renyah dan gak sombong?”

Kata mbak Citra, setiap orang punya kecenderungan untuk brag, sesumbar. Itu manusiawi. Tinggal bagaimana mengemasnya. Untuk tulisan renyah, kata mbak Citra, memang perlu jam terbang.

April
Mendapat job pertama kali sebagai seorang blogger. Waktu itu, ditawari via DM oleh @the_urbanmama. Acara bekerjasama dengan salah satu produk perawatan bayi. Seneng banget. Pengalam pertama liputan setelah vakum lebih dari 7 tahun sebagai jurnalis tv. Meskipun, sampai saat ini invoicenya belum cair L

Sempat awkward saat hadir di acara. Ketemu dengan teman wartawan. Berjumpa dengan anak muda yang sudah lama berkecimpung di dunia blogger. Hati saya ciut. Tapi kemudian ketemu @zahrafirdausiah. Usut punya usut, ternyata juga mantan wartawan. Satu grup sama kantor lama saya dulu. Nyambunglah kita sampai sekarang. Tengkyu buk :-*

Hari itu, kesampaian liputan bawa dua anak. Untung acaranya pas hari sabtu, jadi anak-anak di take over ayahnya. Terimakasih supportnya suami :-*

Berawal dari situ, saya jadi lebih semangat ngeblog. Sukur-sukur kalau dapat job lagi. Tapi kalaupun tidak, bagi saya menulis itu menyembuhkan.

Mei
Ikut lomba blog pertama kali. Salah satu bank syariah. Dan belum dapet. Oke, lain kali nyoba lagi. Mulai baca-baca blog pemenang lomba. Nyari blog yang langganan jadi pemenang. Belajar model tulisan, kemasan. Sampai belajar bikin infografis dan corat-coret desain lagi.

Karena sudah lama gak utak atik desain, jadinya bikin satu aja lama banget hahaha. Belum lagi anak saya masih setahun. Lagi spaneng depan laptop, alarm minta asi berbunyi. Duh! Banyak banget alesan.

Juni
Sering blog walking, malah lupa nulis wkwkwk. Tulisan saya bulan ini cuma 1. Itupun bikinnya berhari-hari. Tentang pengalaman anak saya yang baru saja ke dokter gigi.


Saya suka sekali tulisanya @ndorokakung. Mungkin sudah sangat familiar sekali. Tulisannya keren. Maklum, sudah 20 tahun lebih di dunia jurnalistik dan per-blogger-an. Nah, saya pengin nih bikin tulisan model gini. Satir, ceritanya mengalir, ya meskipun, banyak juga tulisan event. Tapi baru tulisan event @ndorokakung yang saya baca sampai tuntas.

Musti belajar lebih banyak lagi ini. Oiya, satu lagi, tulisannya pak Prie.GS. seorang budayawan dan seniman. Saya sering baca tulisannya via facebook. Atau kadang kalau blio lagi nulis panjang di ig. Tidak menggurui, santai, gak ngegas, tapi menarik. Penggunaan diksinya juga unik. Tapi tetap bisa dipahami dengan baik.

Oiya , saya juga suka tulisannya Samuel Mulia di kolom parodi Kompas. Biasanya pas hari minggu. Samuel Mulia adalah seorang perancang busana dan pemerhati gaya hidup. Tulisannya selalu menggelitik. Membuat saya berpikir ulang. Ah keren!

Juli
Bulan ini saya dan dua bocah pulang kampung. Ke Tulungagung. Kami berkunjung ke pantai Karanggongso. Naik motor. Seru sekali. Pantainya bersih. Dan banyak wahana seru.


Tulungagung punya banyak destinasi wisata. Salah satunya pantai. Tinggal pilh, mau yang dekat dengan jalan raya, atau musti masuk hutan lewati lembah juga ada. Yuk ke Tulungagung J

Agustus
Bulan ini saya mencoba ikut lomba blog lagi. Salah satu produk asuransi. Belum menang lagi. Gak papa. Yang penting sudah punya semangatnya.

Selain itu, juga mencoba menulis tentang problem rumah tangga. Menulis tema ini ternyata juga mudah. Sama seperti parenting. Saya bisa menulis panjang. Ya memang, menulislah apa yang ada di sekitarmu, merupakan obat ampuh untuk terus berkarya.

September
Mendapat email kerjasama blogpost dari salah satu hotel di Bali. Tapi, setelah saya balas, tidak ada kabar lagi. hihihi. Dari sini saya mulai bertanya tentang range harga blogpost kepada para blogger senior. Selain itu, bagaimana memberikan balasan terkait email kerjasama. Alhamdulillah mereka memberikan respon yang baik. Terimakasih mastah J

Selain itu, saya juga membuat tulisan berseri #zafranask. Isinya tentang pertanyaan-pertanyaan ‘sulit’ anak usia 6 tahun. Keingintahuan anak usia ini memang sangat tinggi. Dulu, kalau mau bertanya ini itu, langsung di skak, jangan bawel. Tapi, saya buang jauh-jauh warisan pengasuhan model ini. Saya belajar selalu terbuka dengan anak. Bahkan dalam hal yang masih dianggap tabu oleh beberapa orang. Misalnya, sex.


Oktober
Adik saya menikah. Alhamdulillah. Ikut keruwetan persiapan sejak H-5. Maklum, ibu saya masih menganut adat jawa. Printilannya banyak banget. Mulai seserahan, selametan sebelum dan sesudah acara, tonjokan, dll.

Senang rasanya bisa melewati itu semua dengan lancar tanpa halangan berarti. Semua acara bisa dilewati dengan suka cita. Keluarga besar berkumpul. Meskipun tidak semua, karena ada yang sakit. Tapi semua senang di hari itu. Sungguh moment tak terlupakan.

Di bulan ini, saya mulai berani menulis tentang isu-isu terkini seperti zero waste. Kalau isu politik, saya masih belum berani. Meskipun, latar belakang pendidikan saya mendukung untuk itu.


Saya juga punya akun di kompasiana. Baru ngeh kalau musti di verifikasi terlebih dahulu. Tapi belum pernah nulis disitu hehehe..

November
Bulik saya meninggal. Adik dari bapak. Dulu, bulik latif yang mengasuh saya dirumah. Maklum, ibu dan almarhum bapak bekerja.

Belio terkena kanker payudara. Terdeteksi sudah stadium 4. Saya sebenarnya mau menulis tentang ini kapan hari. Tapi selalu saja ada alasan. Tahun lalu, paklik saya juga berpulang dengan diagnosis kanker. Kanker pankreas. Next saya mau nulis tentang perjalanan keluarga saya struggling kanker. Sekaligus mitos-mitos yang masih dipegang keluarga saat ini.

Desember
Moment liburan bersama keluarga. Bulan ini saya juga lebih sering menulis. Mulai menata hati dan menata duit dengan baik.


Statistik blog meningkat, saya mendapat 1k view bulan ini. Mungkin ini pencapaian yang biasa saja untuk para blogger mastah. Tapi bagi saya, ini pencapaian luar biasa. Sudah ada yang mau membaca blog saya. Bahkan memberikan komentar. Terimakasih kepada para pembaca blog saya. Juga untuk 4 follower. hehehe… masih 4 tapi saya sebahagia itu.

Bulan ini saya juga baru menuliskan cerita tentang anak kedua saya yang terkena kejang demam. Padahal, peristiwa itu terjadi tahun lalu. Sungguh peristiwa yang bikin jantung mo pindah dengkul. Tapi alhamdulillah saya bisa meng-handle dengan baik.


Oiya, moment paling kentang di akhir tahun adalah saat daftar CPNS. Gak lolos. Padahal masih tahap awal administrasi. Alasannya? Saya lupa dimana transkrip nilai yang asli. Hilang. Kacau balau dah mood rumah. Tapi yasudah, memang belum rejeki L

Nah itu tadi peristiwa-peristiwa yang saya alami selama setahun. Semoga, saya bisa banyak belajar di setiap momennya. Belajar sabar menghadapi anak-anak. Ingin terus menulis di blog dan media.
Saya berharap, tahun depan akan terbuka pintu-pintu lain bagi saya dan keluarga. Pintu rejeki dan keberkahan, amin…

Punya moment berharga apa tahun ini bu?