Minggu lalu, saya ke dokter
spesialis anak untuk periksa batuknya mas Zafran. Batuk udah hampir sebulan
tapi tak kunjung sembuh. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter menyarankan
untuk membersihkan gigi mas Zafran. Kata dokter, bisa jadi batuknya karena gigi
yang berlubang. Jadi sisa makanan ngumpet disitu trus bikin batuk berulang.
Anyway ini baru pertama kali
Zafran ke dokter gigi. Sebelumnya rutin pemeriksaan di sekolah. Tapi ya gitu, cuma
dilihat aja, tanpa ada advice khusus. Emang agak syusah nyuruh ini anak buat
gosok gigi sebelum tidur. ibunya kadang juga males-malesan hehehe.
Setelah mendapat rujukan dari
dsa. Saya pilih dokter gigi di rumah sakit yang sama. Kebetulan, ada dua dokter
yang hari itu praktek. Saya pilih drg. J. kok pake inisial?! Gak papa, biar
penasaran aja hehehe. Milihnya ngasal, soalnya baru pertama kali itu ke dokter
gigi dan drg. J yang available hari itu plus tidak begitu banyak pasien.
Pengalaman pertama ke dokter gigi
cukup membuat saya was-was. Takutnya dia rewel atau bahkan tak mau buka mulut
sama sekali. Kan beda ya periksa rutin sekolah sama ke dokter. Klo di sekolah
sih dia nurut-nurut aja. Soalnya banyak temenya. Jadi, biar gak takut, sebelum
masuk, ayahnya cerita, gimana kondisi di dalem ruangan dokter gigi. Mulai dari
alat-alatnya, tindakan yang dilakukan, sampai hasil yang akan didapet setelah
gigi bersih.
Dan walla… doi nurut banget
disuruh ngapain aja sama dokternya. Bangga dan seneng banget donk sebagai ibu
yang amazing dan wonderfull gini J.
Padahal yang ngomong tadi ayahnya bukan ibunya hahaha.
Setelah melakukan pemeriksaan, begini
kata dokter
1. Lubang gigi
ada 4 lubang gigi yang perlu
ditambal. Wah banyak bener. Ibuknya ngapain aja gitu. *Sigh… Dua lubang bisa
ditambal hari itu juga. sedang dua lainya, butuh observasi lebih lanjut karena
lubangnya cukup dalam. Dua lubang yang ditambal tadi juga perlu observasi. Apakah
setelah ditambal timbul bengkak atau rasa sakit. Jika tidak, tambal akan
dilakukan permanen, seminggu kemudian.
Dokternya baik banget. Gak pelit
ngomong. Padahal dokter cowok lo hahaha. Saya punya pengalaman soalnya, dokter
spesialis anak cowok biasanya pelit ngomong. Trus waktu masuk ke ruang dokter
saya udah takut aja, klo dibilang ‘aduh mulutnya kok kotor begini, jarang sikat
gigi ya’. Udah parno aja saya. Tapi bukan itu ya kalimat pertama yang muncul
dari dokter J.
“Ooo… ini harus dibersihkan ya
kak, biar makanya enak nanti”. leganya saya. nyali saya gak jadi ciut hihihi.
Soalnya pernah dapet pengalaman
kurang enak sama dsa. Kalimat pembukanya hampir mirip-miriplah dengan
ke-parno-an saya tadi. ‘waduh, makanya kamu dipanggil mamamu gak denger, itu
teliganya ada kotoran numpuk’. Jeder!! Gak bisa apa pake diksi lain gitu dok?! Eh
kok jadi keterusan curhat. Lanjut tentang gigi ya..
2. Karang gigi
Selain harus ditambal, gigi
Zafran juga muncul karang gigi. Ini perlu dibersihkan. Karena selain bikin
nafas bau, karang gigi bisa mengambat pertumbuhan gigi. Tapi, pembersihan ini,
dilakukan setelah urusan tambal menambal selesai. Begitu kata dokter J yang
baik hati.
3. Rampant caries (gigis)
Gigi depan Zafran juga mengalami Rampant
Caries atau buibu biasa menyebutnya gigis. Jadi gigi depannya tu grimpil-grimpil
trus item-item gitu bu. kata dokter, gigi yang seperti ini dibiarkan saja
sampai copot sendiri. Karena masih tergolong gigi susu yang akan berganti
dengan gigi permanen seiring tambahnya usia. Tidak boleh dicopot paksa. Kecuali
jika ada gigi baru yang ‘mendesak’ gigi yang rusak tadi. Tapi si gigi gigis
tadi ngotot gak mau ‘lengser keprabon’ alias gak mau copot sendiri. Kalau ada
kasus seperti ini, si rampant caries bisa dicopot paksa.
Mencopot gigi dengan Rampant
Caries tanpa ada indikasi di atas, bisa membuat gigi tumbuh tidak sempurna. Seperti
posisi gigi yang berantakan. Ini justru akan menimbulkan permasalahan baru. Lagian,
gigi gigisnya Zafran ini kan banyak ya bu. ya masak mau dicopotin atu-atu. Ngilu
lah bayanginya hehe. Ah…. Seneng banget didongengin gini sama pak dokter yang
humble ini.
Rampant Caries ini bisa terjadi
saat anak usia 3 sampai 6 tahun. penyebabnya bisa susu formula dalam botol, es
krim, permen dan makanan manis lainya. Sisa-sisa makanan dan minuman itu akan
mengendap di gigi, menimbulkan suasana asam yang membuat gigi menjadi lunak dan
terkikis sedikit demi sedikit.
Nah, setelah 5 hari tambal gigi non
permanen ini, gigi dan gusi Zafran baik-baik saja. tidak ada bengkak atau nyeri
seperti yang diindikasikan dokter. Ini sinyal bagus untuk melakukan penanganan
lebih lanjut. Oiya, setelah tambal gigi non permanen tadi, dokter menyarankan
untuk makan dengan hati-hati di bagian gigi yang ditambal. Gosok gigi juga
dilakukan dengan pelan, agar tambalan tidak rusak. Kata dokter, tambalan gigi
butuh waktu 4 sampai 5 hari untuk mengeras dengan sempurna.
Monmaap di dalem ruangan dokter
gak boleh foto ataupun mendokumentasikan kegiatan ya. Makanya saya poto aja
aturanya. Tu, nyempil di pojokan hehehe.
Sebaiknya, pemeriksaan gigi memang
dilakukan rutin setiap 6 bulan sekali. Untuk mencegah kerusakan dini pada gigi. Selain
itu, sebaiknya setelah makan atau minum minuman manis, anak dibiasakan untuk
berkumur. Agar sisa makanan tidak mengendap di gigi ya bu (ngomong sama diri sendiri hehehe).
Mau tahu siapa dokter baik hati
dan tidak sombong tadi?! Tunggu tulisan selanjutnya ya, karena saya belum kontrol
lagi untuk nutup lubang gigi secara permanen. Masih sabtu depan. Jadi, critanya
bersambung minggu depan ya buibu. Kalau buibu, boleh dong sharing masalah gigi
anak. Atau curhat tentang dokter gigi anak. Bebaskeun…..!! J
Mantaabbbb
BalasHapusmakasih... follow ya kak... :-)
Hapus