Tips Komunikasi dengan pasangan

6 komentar

Tulisan ini awalnya mau ngomongin tentang tips ngobrol sama suami. Setelah dipikir pikir, kok kayaknya, istri aja ya yang berjuang buat komunikasi. Padahal, makna komunikasi itu kan dua arah. Jadi dua-duanya musti ada usaha untuk menyamakan frekwensi. Biar apa? ya biar yang ingin disampaikan bisa dipahami lawan bicara. Baik suami atau istri. Jadi, setelah selesai beberapa paragraf nulis ini, saya ubahlah jadi, komunikasi dengan pasangan. Keknya lebih oke.

Sebelumnya, saya juga mau disclaimer dulu. Saya ibu rumah tangga nyambi olshop dan ngeblog.


Suami saya pekerja kantoran. Latar belakang ini perlu saya sampaikan lebih dulu. Karena, beda peran, pasti tipsnya juga gak sama. Misalnya, jika suami dan istri sama-sama bekerja diluar.

Tapi pada setuju dong buibu atau pak bapak, kalau komunikasi itu penting banget. Apalagi yang sudah berkeluarga dan punya anak. Jangan sampai karena kesibukan masing-masing, komunikasi hanya dilakukan dengan mata batin. Seperti, “mustinya ngertilah”, “harusnya sudah tahulah” atau, trawangan lain yang bisa dipastikan banyak miss-nya daripada benernya.

By the way, meskipun tulisan ini dibuat oleh istri, yaitu saya, tapi semoga juga bisa mewakili hati bapak-bapak untuk berkomunikasi dengan istrinya. Intinya sama kok, kerjasama kedua belah pihak untuk saling mengerti dalam menyampaikan sesuatu.

Sebelum lanjut ke tipsnya, saya mau curhat dikit boleh dong buibu.

Jadi begini…

Ngobrol dengan suami itu susah susah gampang. Mungkin ini juga yang dirasakan suami waktu ngobrol sama saya, istri tercintanya. Susah susah sulit hehehe. Ada saja yang bikin gak klop atau bahkan berujung pada debat kusir. Bukannya menyampaikan uneg-uneg, eh malah dapat masalah baru. Duh!

Ternyata, ‘Isi’ kepala antara laki-laki dan perempuan memang beda. Laki-laki lebih menggunakan logika sedang perempuan pake perasaan. Tentu, ini ngaruh ke model komunikasi keduanya.

Suami saya misalnya, suka to the point, gak bertele-tele, langsung ke pokok masalah. Sedangkan saya, biasanya musti ada muqoddimah dulu bareng sejam dua jam, lalu inti, dilanjut penutup wkwkwk. Dikira pidato.

Semakin kesini, saya pikir, kita butuh solusi. Supaya komunikasi tetap berjalan dengan baik. Apa yang disampaikan, bisa difahami bersama. Tak ada yang merasa tidak didengarkan, atau merasa superior dari yang lain. Perasaan-perasaaan semacam ini juga berpengaruh pada proses komunikasi yang ingin dibangun.

Lalu, apa saja yang musti diperhatikan saat mau berkomunikasi dengan pasangan (suami atau istri)

1. Berbeda

Sadari dari awal, bahwa otak perempuan dan laki-laki itu berbeda. Ini akan mengurangi anggapan bahwa ‘saya paling benar’ atau ‘kamu pasti salah’ dalam sebuah komunikasi. Karena suami itu unik, demikian juga istri. Perbedaan ini given, bukan yang dibuat buat. Jadi, pastikan saling mengisi, memahami bukan menghakimi.

foto: google

Memahami bahwa kita berbeda ini juga bisa menipiskan superioritas. Jangan pernah beranggapan bahwa ‘saya paling berjasa’ atau ‘kamu tak berkontribusi apapun’. Ini sungguh akan membuat komunikasi sia-sia belaka. Sekeras apapun mencoba, hasilnya nihil. Karena komunikasi dengan pasangan bukan soal siapa yang menguasai podium atau bagian tepuk tangan. Ini soal menyamakan persepsi, menyampaikan rasa, lebih jauh, menyelesaikan masalah, jika ada.

2. Dengarkan

Mendengar adalah koentji. Dalam status hubungan apapun, mau mendengar itu penting. Tanpa ada niat untuk interupsi atau menjawab. Iya, hanya dengan mendengar. Give him or her attention. It means alot.

3. Suasana

Untuk membangun komunikasi yang baik tentu diperlukan waktu dan suasana yang pas. Tidak perlu harus ke alam terbuka dengan dua kursi taman, sambil minum teh hangat. Ya kalau bisa sih gak papa. Tapi, di meja makan juga oke. Atau pas lagi masak, lalu ngobrol tentang anak atau kerjaan asik juga. Yang pasti, buibu sendiri yang tahu kapan waktu yang pas buat ngobrol tentang sesuatu. Keluh kesah pekerjaan rumah, tentang anak, pekerjaan, dan seabrek to do list yang musti dikomunikasikan dengan pasangan.

Lihat juga mimik muka pasangan, kalau memang sedang tidak mood buat ngobrol suatu tema, bisa di switch dengan tema lain atau akhiri saja perbincangan. Ganti dengan joke-joke ala bapak-bapak atau obrolan ringan lainnya. Kek gini wkwkwkwk


4. Distraksi

Hindari ngobrol sambil nonton tv atau pegang hp. Singkirkan semua yang berpotensi mendistraksi komunikasi. Fokus pada pasangan. Bahasa tubuh juga sangat berpengaruh, apakah komunikasi ini akan berjalan lancar atau tidak. Seperti, sambil nyender di pundak suami, pegang tangan atau tatap matanya saat ngobrol. Duh, jadi pengen hihihihi.

5. No texting
brillio.net
Hindari ngobrol serius via text. Wa, line, sms atau apapun berupa tulisan. Karena salah tanda baca, bisa berakhir bencana. Salah nempatin titik sama koma aja bisa beda arti. Meskipun sekarang sudah tersedia berbagai macam emoticon. Itu tidak bisa menggantikan senyum tulus, ngakak wekaweka atau bahkan derai air mata. Usahakan bertatap muka. Sekesel apapun kita. Semakin cepat diobrolin semakin baik. Daripada dipendem bakal jadi penyakit. 

Ngobrol via text bisa dipake buat “pak, nitip nasi goreng ya, pedes karet dua” atau “are u oke?” kalau bapaknya udah ngeluh gak enak badan sejak mau berangkat ngantor atau istri lagi mens hari pertama. Rasanya nyes bu, pak. Atau kata-kata so sweet seperti “buk, aku pulang cepet, ada maem dirumah?” (ini sweetnya dimana ya wkwkwk).

Dari kelima tips tadi, mana yang paling susah bu? eh digantilah pertanyaannya. Mana yang paling mudah?. Lakukan. Siapa dulu? Kamu. lalu? Kamu. trus? Ya kamu. siapa lagi ah elah. Siapapun yang membaca ini suami atau istri, atau yang mau jadi suami atau istri, mulailah dari diri sendiri. Hindari berpikir ‘saya paling banyak berusaha’ atau ‘kamu tidak melakukan apa-apa’. Perasaan seperti ini, percaya deh, gak akan membawa kita kemana mana kecuali bencana yang lebih besar.

In relationship, when communication starts to fade, everything else follows.

Buat buibu atau pak bapak yang lagi berusaha untuk memperbaiki model komunikasi atau yang sedang bermasalah dengan komunikasi dengan pasangan, semangat ya. Karena ini bukan lagi tentang aku kamu, ini tentang kita.
Share yuk pengalaman komunikasi sama istri atau suami.


Salam,











6 komentar

  1. Baru kali ini lihat his and her brain. Hahaha menarik ya betapa berbedanya laki dan perempuan. Sudahlah manusia ini complicated, berbeda pula dari gendernya. Pe er banget buat mengkompromikan perbedaan.

    BalasHapus
  2. yup, karena sudah dari sononya ya mbak beda. musti belajar lagi cari 'celah' hehehe

    BalasHapus
  3. Hehe iya banget mom. Berbeda lelaki dan wanita. Sampai detik ini ku Masih belajar :'' aku tipe yg Kalo cerita ngalor ngidul, bisa menceritakan hal yg sama beberapa Kali XD

    BalasHapus
  4. Aku udah bilang klo pola pikir cewe cowo beda , suami udah tau itu. Tp dia malah nyuruh aku rubah pola pikir aku ini. Coba belajar pake logika jgn pke perasaan terus. Gituu. Wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. selamat berjuang ya um buat nyatuin frekwensi :-)

      Hapus