Kalau berjalan di
sekitaran jalan Sedate Gede, Sidoarjo, banyak sekali warung-warung baru yang
bermunculan. Mulai dari warung pinggir jalan, sampai sekelas restoran.
Malam itu, kami
sekeluarga hendak pergi ke luar kota. Mampirlah dulu ke bebek goreng H. Slamet. Seingat saya, dulu Bebek Goreng Haji Slamet ini punya nuansa khas di warungnya. Warna
ijo. Mungkin, sekarang sudah mulai mengikuti perkembangan jaman. Dibuat lebih
modern. Tapi tetap memiliki ciri khas.
Seperti Bebek Goreng Haji
Slamet Juanda, Sidoarjo ini. Dilihat dari depan, seperti rumah bangsawan jawa.
Bercat putih, dengan jendela lebar di kedua sisinya. Saat malam hari, bangunan
ini tampak megah dan mencolok dari bangunan di sekitarnya. Jadi, tidak begitu
susah mencari Bebek Slamet di daerah Juanda.
Bebek Goreng Haji Slamet Juanda, Sidoarjo. Tampak depan |
Saat memasuki resto,
kesan luas dan megah langsung terasa. Adem gitu hawanya. Lantai ‘lobi’ bercorak
tegel lawas, warna bata khas rumah jawa. Di sebelah kanan ada resepsionis
dengan latar daun imitasi warna hijau. Sedangkan di tengah terdapat meja bundar
dengan pot dan bunga di atasnya. Sebelah kiri, ada meja bundar dengan 4 kursi
dari rotan. Saya membayangkan, sedang berkunjung ke rumah RA Kartini. Tentu
bukan mbak Dian Sastro yang menyambut di depan pintu.
Setelah itu, lebih masuk
lagi, ada deretan meja dan kursi kayu. Meja kotak dengan 4 kursi. Meja dan
kursi bisa digabung jika jumlah rombongan banyak. Sebelah kanan, ada meja
khusus sambal. Bisa mencoba berbagai macam sambal. Mulai sambal ijo, sambal
matah, sambal pencit, sambal bawang, dan bumbu hijau. Bisa diambil sesuai
selera untuk makan ditempat.
foto: https://bebek-goreng-hslamet-juanda.business.site/ |
Ruang 'utama' Bebek Goreng H Slamet Juanda, Sidoarjo |
Sebelah kiri, ada semacam
teras terbuka. Ah apa ya namanya ini. Kursi sofa panjang terhubung satu dengan yang lain dilengkapi dua kursi dan meja terpisah. Atapnya, berhias
daun imitasi. Ada sekat kolam ikan antara ruang ‘utama’ dengan teras ini. Di
dalam kolam terdapat ikan koi dan beberapa ekor kura-kura.
Tepat di sebelahnya
secara berurutan, ada gazebo, lalu private room dengan ruangan khusus berkaca.
Sebenarnya kami ingin makan di gazebo ini. Tapi, ruangannya tidak cukup luas
untuk menampung dua anak dengan tingkah luar biasa. Jadi daripada acara makan
berantakan, kami lebih memilih makan di teras tadi. Sembari sesekali lihat ikan
dan kura-kura.
Gazebo Bebek Goreng H Slamet Juanda |
Di ujung restoran, ada
dua kursi taman dengan latar daun imitasi dan logo bebek haji slamet Juanda.
Sepertinya ini spot khusus untuk selfie khas bebek H slamet.
Di ujung kiri, ada tangga
menuju lantai dua. Coffe shop. Saya kesana hanya melihat-lihat saja. sembari
cekrak cekrek sana sini. View dari atas ini keren sekali. Apalagi pas malam
hari, lampu-lampu kota kelap-kelip menambah suasana romantis di ketinggian.
View dari coffe shop. Lantai 2. Bebek Goreng H Slamet Juanda |
Coffe shop Bebek Goreng H Slamet Juanda |
Ujung kanan restoran,
terdapat mushola dan tempat cuci tangan. Tempatnya bersih dan rapi. bagi yang
dalam perjalanan jauh, saya rekomendasikan untuk makan di sini. Selain nyaman,
fasilitas juga lengkap. Pas banget untuk keluarga.
Menunya?
Ah iya hampir lupa, saya
terlalu terkesan dengan bangunan restoran ini. Bersih, luas, desain interiornya
pas. Gak kurang, juga tak berlebihan.
Saya sampai lupa foto
menu yang kita pesan. Suami pesan bebek goreng. Sedangkan saya yang tidak suka
bebek, lebih memilih ayam goreng. Anak-anak juga makan menu yang sama dengan
saya. Ada juga daun pepaya. Rasanya sama sekali tak pahit. Foto di bawah saya ambil dari web resmi Bebek Goreng Haji Slamet.
foto: https://bebek-goreng-hslamet-juanda.business.site/ |
Untuk sambal, saya
lebih memilih sambal pencit. Sedangkan suami mencoba sambal matah, sambal
bawang dan bumbu hijau khas Bebek Goreng H Slamet. Ini orang memang hobi makan
sambal. Suami juga pesan tahu dan
tempe goreng, trancam sayur juga ada. Minumnya, es teh dan es jeruk.
Rasanya?
Enak. Cuma menurut saya terlalu garing untuk ukuran ayam goreng. Jadi dagingnya bukan berasa nyus, tapi kriuk! Tapi saya suka. Apalagi
pas bagian tulang. Kres! Wenak!. Saya memang pecinta tulang ayam. Kalau
dirumah, itu tulang pasti gak bersisa. Karena lagi makan disitu, jadi agak
sungkan krakot-krakot balung hahahaha.
Untuk Bebek goreng kata suami sih kres!. Dagingnya juga empuk. Porsinya pas. Tapi untuk porsi nasi, kurang kata suami. Kalau saya sih pas.
Harganya?
800 ribu untuk 2 ekor ayam. GAKLAH! itu kan yang lagi viral di media sosial. hahaha. Sila lihat sendiri di
menu ini. Menurut saya sesuai dengan rasa yang enak plus tempat yang nyaman. Pas
di lidah, pas di kantong. Asedap…
foto: https://bebek-goreng-hslamet-juanda.business.site/ |
Bebek goreng H Slamet ini ada di Jalan Sedati Gede no.83, Sidoarjo. Jika kalian dari arah Surabaya mau ke bandara Juanda terminal 2, lewat Aloha, sebelum masuk kawasan Puspenerbal, ada pom bensin besar kiri jalan. Masuk ke jalan pas sebelah pom bensin. Kira-kira 500an meter dari situ, bebek goreng H Slamet bisa ditemukan.
Saya pernah coba yang di deket Untag, enak memang bebeknya. Apalagi sambel koreknya 😁
BalasHapusmaknyus ya ayam gorengnya tapi hehehe...
HapusIni lumayan deket tempat tinggalku, Mbak. Dia termasuk resto baru di sana. Dan aku belum pernah coba makan. Tempatnya wah, takut mahal. Tapi ternyata harganya masih terjangkau ya, Mbak. Hehehe.😂
BalasHapusiya resto baru. iya, harganya masih wajar kok. apalagi tempatnya keren. patut dicoba ini kak :-)
Hapusdimana-mana bebek haji slamet ini memang laku ya
BalasHapusrasa memang gak pernah bohong ya mbak, mau dibikin kyk gmanapun klo labelnya H slamet enak aja bawaannya hehehe..
HapusKalau ke Sidoarjo akun suka bingung mau makan di mana. Jadinya sering asal milih tempat dan berakhir kadang puas dan kadang enggak puas. Sering enggak puasnya ding, ya namanya milih ala cap cip cup kembang kuncup. Hahaha.
BalasHapusThanks informasinya. Kalau ke Sidoarjo bakalan ke sini. Aku suka liat tampilan restonya yang bangunan lama. :) Harganya juga nggak mahal.
iya cuzz dicoba kalau ke sidoarjo. menunya yahud tempatnya keren :-)
Hapus