Tahun depan anak sulung sudah
mulai masuk sekolah dasar. Tinggal 10 bulan lagi kira-kira hari aktif untuk
menyelesaikan jenjang TK B. cepet banget rasanya. Kayaknya baru kemarin drama
sapih menyapih. Adiknya, Inara, kira-kira 3 tahun lagi masuk TK. Time flies sooooooo fast.
Ngobrol soal dana pendidikan gak
ada habisnya sama suami. Ini masih ngomong dana, belum sekolah mana yang
dituju. Tapi untuk dana pendidikan, memang saya dan suami sudah komit untuk di
prioritaskan. Jadi, uang tabungan dana pendidikan buat mas Zafran ini memang sudah
disiapkan. Adiknya yang belum mulai hiks.. Masalahnya, kita belum ngitung
detail berapa habisnya biaya pendidikan anak ini. Paling gak selama setahun
kedepan. Bayangan saya, dana pendidikan berkutat di masalah uang gedung, SPP,
daftar ulang, atau printilan wajib di sekolah. Ternyata, tak sesederhana itu.
Nah, minggu lalu, akun financial planner @jouska_id lagi
membahas tentang education fund di
IGTV. Dipandu oleh mbak Indah dan mas Rolland, advicer Jouska. Bagi yang belum tahu apa Jouska, bisa kepoin IGnya.
Baca highlightnya satu-satu. Dijamin, hidup yang selama ini berasa baik-baik
saja, ternyata ‘amburadul’ hahaha.
Meski tergolong terlambat untuk
mengupas ini satu-satu, tapi better late
than never lah ya. Kita lagi belajar jadi orang tua yang bener ini hihihi. Menurut
mbak Indah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan memulai
menyisihkan uang untuk dana pendidikan anak.
1. Waktu
Kapan memulai merencanakan dana
pendidikan?! Mbak Indah menjelaskan, maksimal saat anak ada. Ini agar kita tahu
time frame untuk menghitung berapa
dana yang perlu disisihkan dari casflow
bulanan. Atau bisa juga disiapkan sebelum punya anak, ini lebih baik, karena
belum terbebani dengan biaya lain.
2. Hitung
Menurut mbak Indah, kita harus
tahu persis berapa kebutuhan dana pendidikan. Inilah perlunya mengetahui time frame. Lebih cepat lebih baik. Biar
nabung per bulannya gak memberatkan cash
flow. Dana pendidikan ini tidak hanya dihitung dari kalkulasi uang pangkal,
SPP, atau biaya tahunan saja. Tapi banyak printilan lain yang musti
diperhitungkan seperti
a. Transport
Uang transport kadang terlewatkan
dari perhitungan orang tua. Untuk sekolah yang dekat rumah, biaya transport
bisa dihitung ongkos bensin tiap bulan. Atau jika sekolah swasta yang memiliki
fasilitas antar jemput, pasti ada lagi biaya yang harus dikeluarkan untuk
fasilitas ini.
b. Biaya sosial
Ini juga biasanya tak masuk
itungan. Biaya sosial atau Social cost
ini bisa berupa biaya kado teman ultah, biaya nongkrong ibu-ibunya yang
kebetulan nganter anak, biaya pulsa kalau anaknya udah dipegangin hp, uang
jajan anak, atau uang makan yang telah disediakan sekolah. Nah, biaya ini akan
semakin besar sesuai sekolah mana yang dipilih. Sekolah negeri atau sekolah
swasta pasti beda itungannya. Sudah pernah dengar kan cerita ibu-ibu yang biaya
nongkrong sambil nungguin anak lebih besar dari uang SPP?!. Atau dana beli kado
yang bisa jadi tiap bulan ada?! Apalagi di kota besar.
Biaya-biaya ini akan sangat nyata ketika tinggal di kota besar seperti Jakarta atau Surabaya. Biaya juga
akan berbeda lagi kalau memilih sekolah swasta, sekolah bertaraf internasional
atau sekolah berbasis agama seperti sekolah islam terpadu atau semacamnya. Jadi,
ini gak boleh disepelekan ya bu.
Masih sanggup baca buk? Lanjut….
c. Biaya di luar sekolah
Untuk memilih sekolah, kita juga
harus teliti kata mbak Indah. Apakah biaya yang dikeluarkan sudah mencakup les
ini itu. seperti les Bahasa inggris atau les mapel lain yang dirasa kurang dikuasai
anak. Atau les pengembangan bakat sesuai keinginan anak. Jika tidak ada, apakah
kita akan menambahkan les ini itu diluar jam sekolah. Nah, ini juga perlu
dipertimbangkan.
Kalau sudah ketemu berapa dana
yang akan dikeluarkan, jangan lupa memperhitungan inflasi. Jouska biasanya
merekomendasikan inflasi pada range 10%-15% per tahun. Jadi tinggal kalikan
saja ya bu, biar tahu kapan dan besaran dana yang harus disiapkan.
3. Sumber dana
Setelah tahu besaran dana yang
diperlukan, langkah selanjutnya menentukan sumber dana. Duit dari mana saja
yang akan dialokasikan ke dana pendidikan. Bisa dari bonus tahunan, atau gaji
bulanan bagi pekerja kantoran. Bisa juga dana dari usaha sampingan. Untuk
besarannya bergantung pada cash flow
keuangan masing-masing keluarga.
Perhitungan di atas sangat relate sekali menurut saya. Ini bisa dipakai buat hitung tiap jenjang kenaikan sekolah anak. SD, SMP, SMA, Kuliah. Jangan lupa kalikan dengan angka inflasi ya buibu, biar dag dig dug-ya sekarang. nanti, insyaAllah sudah lebih siap.
Nah, kalau buibu sudah sampai
tahap mana?! saya masih tahap nyiapin bu, belum ngitung hehehe… tulisan ini
sebagai pengingat biar gak lupa sama ilmu yang sudah didapat. Tetep semangat ya
bu, semoga dilancarkan rizqinya buat anak-anak amin…
Feel free to share di kolom
komentar tentang menyiapkan dana pendidikan yang udah buibu terapin selama ini.
yuk ah.
Super sekali 👍👍👍
BalasHapustrimakasih :-)
HapusWaahh mantab mba tulisan nya...👍Ini salah satu biaya yg sdh aku pikirin sebelum punya anak hahaha...krna tambah lama biaya sekolah anak naik tajam hiks, sedikit ato bnyk memang kudu wajib harus sdh punya dana pendidikan buat anak..biar kita jg ga kaget ato malah bingung krna ga punya dana tsb..mba mgk bs di share produk2 dana pendidikan apa aja yg bagus..makasih nice info 😊
BalasHapustrimakasih. iya ini masih belajar tentang produk dana pendidikan. insyaAllah next ditulis lagi. semoga bermanfaat :-)
HapusArtikel yang lengkap... sebagai ortu kita memang harus bisa menyiapkan masa depan anak2 dimulai dari dana pendidikan ini
BalasHapustrimakasih :-) yup. harus terus belajar ;-)
Hapusbener banget mbak...mmg dana pendidikan harus dipersiapkan sedini mungkin ya
BalasHapusiya, semakin cepat semakin baik. baik mental maupun kondisi keuangan
Hapusmbak dana pendidikannya disimpen dalam bentuk apa? aku bingung nih milih instrumen investasi. saat ini masih ditabung biasa aja, tp kan kalo ditabung biasa gak bakal ngejar inflasi. Huhu
BalasHapusmbak bisa follow akun @winditeguh. blio seorang banker. keterangannya lengkap dan relate sama saya dengan penghasilan rata-rata. saat ini masih tabungan biasa mbak. insy. mau nyoba reksadana.
Hapus