4 manfaat membuat mainan sendiri

1 komentar
pom bensin mini

Halo ibu…
Sudah pernah bikin mainan sendiri dengan buah hati?! Selain hemat, membuat mainan sendiri punya banyak manfaat.

Cerita sedikit ya bu. Beberapa bulan ini anak-anak lagi masa-masanya bermain. Dua anak saya sedang begitu bersemangat dengan hal-hal baru. Si sulung usia 5 tahun, sedang bosan dengan mainan yang ada. Sementara adiknya, 10 bulan, mulai explore dengan sekitar.

Si sulung mulai merengek minta mainan baru. Inilah,  itulah, seperti punya tetangga, atau referensi dari youtube.

Masalahnya, bocah seusianya, suka bosan. Biasanya mainan baru akan bertahan seminggu. Setelah itu mulai bikin rencana minta mainan baru lagi. Akhirnya, si emak-emak yang gak mau rugi bandar ini, mulai cari cara bikin mainan sendiri. Pilihan jatuh pada recycling kardus bekas. Atau botol bekas. Semua yg bekas-bekas dan tidak beli. Kreatif pangkal kaya hahaha…

Berikut 4 manfaat membuat mainan sendiri

1. Melatih kerjasama

Membuat mainan sendiri bisa melatih kekompakan. Ibu dan anak bisa saling membantu untuk menyelesaikan satu project maha dasyat. Yekaaaannn… biar semangat gitu bikinya. Kegiatan ini juga bisa memperkuat bounding antara ibu dan anak. Ini bisa dilakukan dari hal-hal sederhana. Misal, pembagian kerja. Ibu bagian gambar, anak yang potong kardus, atau mewarnai. Pilih bagian yang memang disukai anak. Sesekali beri pilihan, jika melihat anak kebingungan dalam menyelesaikan tugasnya. Yang penting, tetep happy till the end.
foodbot
 (robot pembuat makanan)

2. Merangsang kreativitas

Ajak anak berdikusi tentang benda apa yang ingin dibuat. Robot misalnya. Bagian-bagian apa saja yang dibutuhkan untuk membuat robot. Atau warna apa yang cocok untuk rambut robot. Anak akan belajar mengeksplorasi imajinasinya. Pancing dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik saat dia mulai terlihat ogah-ogahan menyelesaikan mainannya. Seperti, “robotnya dikasih gigi gak?” Atau “ini robotnya bisa jongkok apa gak?”.

3. Penstabil emosi

Mengkreasikan mainan sendiri butuh proses yang gak sebentar. Ini membuat anak kadang gak sabar pengen cepet jadi. Nah disinilah tahapan belajarnya. Anak diajarkan untuk mencintai proses. Bersabar dan terus berusaha menyelesaikan. Tidak terburu-buru juga tidak menunda nunda. Ritmenya pas. Misalnya, saat semua bahan sudah dipotong, langkah selanjutnya adalah merangkai, kemudian mewarna, dan mencobanya. Proses ini perlu dilalui. Dan menjaga emosi di tiap prosesnya bukan hal yang mudah. So, terus dukung anak untuk menyelesaikan apa yang sudah mereka mulai. Membantunya dengan sabar. Menjelaskan apa yang akan dia dapat setelah menyelesaikan pekerjaannya, dan memuji hasil karyanya.

ufo (unidentified flying object)

4. Belajar berhemat

Memanfaatkan barang bekas bisa menjadi sarana untuk mengajarkan anak berhemat. Jelaskan berapa banyak uang yang bisa ditabung dengan tidak membeli maianan baru. Uang tabungan bisa digunakan untuk hal yang lebih menyenangkan. Traveling misalnya.

Yang terpenting dari semua proses ini adalah kedekatan dengan orang tua. Mengajarinya menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Mencintai prosesnya. Belajar dari tiap kesalahan. Ini bisa menjadi bekalnya kelak saat dewasa.

Selamat mencoba, jangan lupa bahagia.




1 komentar