anak dengan hipospadia

Tidak ada komentar

Melalui operasi cesar, putra pertama saya lahir dengan berat badan 2,8 kg. Operasi dipilih karena ia terbelit tali pusar hampir 3 putaran. Dokter menyatakan anak saya lahir dengan hipospadia. Namun, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Karena semua fungsi organ vitalnya normal hanya letak lubang pipis saja yang tidak pada tempatnya. Anak dengan hipospadia memiliki lubang pipis agak ketengah. bahkan ada juga yang di pangkal penis. untuk anak saya lubang berada di tengah. Dokter sempat menyarankan untuk disunat, namun dengan berbagai pertimbangan, sunat dinipun urung dilakukan. karena, kelainan ini tidak bisa 'sembuh' hanya dengan sunat. Dokter juga harus menutup lubang pipis yang tidak pada tempatnya itu, kemudian membuat lubang baru pada ujung penis. operasi ini tidak bisa dilakukan di klinik tempat saya melahirkan. Jadi, kamipun mengikuti saran dokter untuk melakukan operasi saat usia sekolah. Setelah mendapat penjelasan lebih lanjut dari dokter, sayapun merawat bocah dengan tanda lahir di kedua lengannya itu seperti layaknya bayi normal lainnya. Namun, Setiap kali pipis, ia selalu menangis, bahkan saat tertidur lelap. kejadian ini tidak saya sadari sejak awal, karena menurut saya, sudah hal biasa seorang bayi menangis saat pipis, mungkin karena tidak nyaman.

Hingga umurnya menginjak satu tahun, kebiasaan tersebut terus berlanjut. Ia tetap nangis sebelum pipis. Seringkali panas tanpa sebab. Bahkan sudah berulangkali melakukan tes urin dan hasilnya bersih. Tidak ada virus atau bakteri dalam tubuhnya. Beberapa jenis antibiotik dan obat penurun panas pun menjadi langganan ketika sakit. Sejak umur setahun, berat badannya mulai susah naik. Rata-rata hanya 300 gram per bulan. Itupun diikuti dengan penurunan 500 gram. Asupan makanan berkurang karena nafsu makannya berangsur turun. Bahkan sempat tak mau makan. Hanya minum asi atau air putih. Saya pun harus extra pintar mensiasati menu makan.

Menjadi ibu dengan anak hipospadia ternyata tidak mudah. Apalagi tanpa didukung lingkungan sekitar. Ketika anak menangis sayapun ikut menangis. Antara bingung dan marah. Bingung bagaimana mengatasi kondisi anak yang sakit berulang. Marah, karena tak tahu harus berbuat apa. Hingga saat kami sekeluarga memutuskan untuk berpisah dari orang tua. Tinggal dirumah sendiri. Persoalan bertambah pelik. Buah hati saya keluar masuk rumah sakit. Mulai panas, diare, hingga flu singapur. Saya dan suami memutuskan untuk rawat inap agar si anak bisa diobservasi dengan baik oleh dokter. Singkat cerita, dokter menyarankan disunat sekaligus operasi hipospadia. Kamipun mengiyakan. Umur 2 tahun lebih sedikit, bocah penyuka karakter Thomas and friends inipun disunat. Di hari dan waktu yang sama, operasi hipospadia juga dilakukan tim dokter. Hasilnya?! Alhamdulillah sekarang anak saya, Zafran Attaya Harnoko, sudah tumbuh normal layaknya anak seusianya. Tangisan tak lagi muncul saat pipis. Nafsu makannya berangsur membaik. Ia juga lebih aktif.

Syukur tak terkira saya panjatkan untuk kesembuhan Zafran. Proses yang panjang dan menguras air mata telah usai. Kini, anak itu sudah tumbuh menjadi anak laki-laki yang ceria dengan segala imajinasinya yang luar biasa.

Menjadi ibu dengan anak hipospadia adalah anugrah yang luar biasa. Kesabaran saya ditempa begitu hebat. Tak ada hal yang paling membanggakan dari ini. Melewati tiap detiknya bersama seorang anak penyuka traktor. Zafran juga sudah mahir membaca gambar. Kerap kali saya memergokinya membaca bukunya melalui ilustrasi gambar. Tak ada moment paling mambahagiakan dan membanggakan dari ini. Saat shalat lima waktu ia juga mulai mengikuti saya dari belakang. Meskipun tak pernah sampai selesai. Saat berada di rumahsakitpun ia meminta shalat berjamaah dengan ayahnya. Meski selang infus menempel di tangan kirinya. 

Suatu hari si bocah sedang asyik mengamati sesuatu.
“Buk, itu lihat ada kereta api di atas” katanya sambil menunjuk bayangan jendela yang mirip dengan gerbong kereta.
 “Oh iya, tapi mana rodanya?” jawab saya merespon
 “gak ada”
“terus gimana jalannya?” saya terus bertanya
“ya gini jekjes… jekjes…” jawabnya spontan


Sayapun terkekeh mendengar jawaban itu. lantas berpikir, memang tak semua pertanyaan harus berhubungan untuk dapat dijawab. Seperti kereta api tanpa roda itu. baginya, bagaimanapun kondisinya kereta akan tetap berjalan jekjes… jekjes… 

selengkapnya tentang hipospadia bisa klik link ini
http://www.alodokter.com/hypospadia

apalah arti sebuah nama

1 komentar
Saya terlahir dg nama rizqillah zaen. Waktu itu, bapak saya males ngurus akta kelahiran, karena ribet dengan urusan birokrasi katanya. Alhasil, embah saya yg ngurusin. Saat melihat nama yg diajukan, blio agak janggal dg nama zaen di belakang. Katanya "iki jenenge sopo". Begitulah kemudian, embah hanya mengajukan kata pertama, rizqillah. Akta kelahiran sayapun hanya ditulis nama itu.
Tidak selesai disitu, nama rizqillah cukup sulit dilafalkan orang jawa. terutama embah saya dan ce es nya (smpe skrg saya gk tahu ce es itu apa. Istilah itu sempat hits di eranya. Artinya kurang lebih teman akrab). Jadilah ibuk saya menambahkan nama alias di bawah nama akte. Rizqillah alias aris. Udh kyk DPO kepolisian 😂😂. Nah, jadi kalau ada yg manggil saya aris, sudah pasti itu tetangga saya. Atau ce esnya embah saya. Bisa juga teman sd, karena letak sd saya tak jauh dr rumah.
Menginjak smp, saya mulai dipanggil dg nama lengkap sesuai akta. Rizqillah. Guru2 jga memanggil dg nama itu, tanpa kurang suatu apapun. hanya pelafalannya yg beda. Rizqillah dg makhroj yg bener atau rizqillah dg makhroj agak wagu 😂.
Selain nama itu, wktu itu jg lg ngetrend dg nama panggilan bapak masing2. Smacam 'olok2' yg membahagiakan 😂. saya dipanggil din, penggalan dr almarhum nama bapak saya zaenuddin. Marahkah saya?! Gak...... bagi saya itu penanda bahwa teman2 bgtu dekat. Smpai thu nama ortu. Nama org tua jg seringkali sebagai penunjuk arah jika ingin bermain kerumah.
Semasa SMA, nama panggilan saya mulai berubah lagi. Beberapa teman smp yg jga se SMA, akhirnya memanggil saya dg nama qilah. Ada juga yg menyingkatnya qil. It's okelah, karena cuma 2 di dunia ini yg dipanggil qil. Saya dan bill 😂😂. Keduanya sukses merambah dunia masing2 😁😁. Allahumma..... amin..... 😇😇
Satu yg tak pernah saya lupakan waktu sma adalah ketika meraih peringkat 42 dari 43 siswa 😂😂😂😂😂. Di kelas 3 pulak 😅. di kelas satu sma, nama rizqillah jg jdi perhatian guru matematika waktu itu. Pak bero namanya. gara2 menjawab pertanyaan sin cos dg jawaban 'saya gak tahu jawabanya pak'. 😂😂😂😂😂.
Entah kenapa, pelajaran matematika sungguh tak 'masuk akal' 😂😂. Belakangan saya tahu saat tes psikologi. Trnyata kemampuan memahami angka saya rendah. Itu berbeda dg kemampuan mengenali warna. Saya faham betul. Seperti merah untuk 100rb, biru 50rb, hijau 20rb 😂😂😂😂😂😂😂😂
Dengan susah payah, sayapun berhasil menamatkan SMA. gagal di SPMB menjerumuskan saya kuliah di brawijaya diploma 3 jurusan sastra inggris. Bertahan sampai setahun, sayapun mengejar mimpi masuk urusan hubungan internasional. Alasannya cuma satu, karena keren.
akhirnya terdamparlah saya di Jember. Entah bagaimana critanya, temen kuliah memanggil saya nenek. Padahal postur dan muka saya unyunya minta ampun 😂😂😂😂😂. Usut punya usut, katanya dagu saya lancip macam nenek sihir 😅😅. Takapalah, sekalian mengingatkan saya bahwa siksa kubur amat pedih 😌.
Selain nenek, ada juga yg manggil fulgoso. Motor honda astrea tahun uzur yg saya pakai tiap hari. Saya lupa bagaimana motor ini tetiba bernama fulgoso. Yg saya ingat itu nama anjing marimar, telenovela paling hits wktu itu. Yg tahu berarti seumuran saya  💃🏽.Eh skrg ada lg ya?! 😂😂.
Cukup lama saya menyelesaikan kuliah. 4,5 tahun. tak lama kemudian saya diterima sebagai video jurnalis atau vj di salah satu tv lokal di surabaya. Jtv. punyanya pak dahlan. saya ingat betul liputan pertama di sungai deket monkasel surabaya. waktu itu tentang limbah sungai yang didominasi popok bayi sekali pakai. di akhir berita, biasanya akan ditulis nama reporter. nama saya dinilai cukup pendek. rizqillah. kata pak korlip, nama yang cuma satu kata itu tak enak didengar pemirsa. seperti, 
"dari surabaya, rizqillah melaporkan". lah kan kayak ada yg ngganjel hahaha... ia pun mencoba menambahkan kata kedua. putri.
"ya salam..... muka rambo gini masak namanya putri mas" begitu kurang lebih obrolan saya waktu itu.
tanpa ada komando dan feeling apa apa, meluncurlah kata zaen di belakang nama saya.
"zaen ae mas jenenge bapakq"
"oke" katanya.

setahun di tempat kerja, saya ditempatkan di pos pendidikan. bersama wartawan pendidikan yang lain, saya dipanggil jesica. wew.... muka maimunah gini panggilan jesica haha... berawal dari liputan sebuah sekolah taman kanak-kanak elit di bilangan surabaya, disitulah awal mula panggilan jesica. saat itu, tiap anak TK sedang di absen gurunya. postur saya yang mirip dengan anak TK inilah yang membuat saya 'kecantol' jadi anak TK. entah bagaimana mereka memilih nama jesica untukku. begitulah, dikalangan wartawan pendidikan surabaya, saya lebih dikenal dengan nama jesica.

sedangkan teman sekantor masih memanggil saya dengan nama rizqillah zaen. sama seperti cita-cita almarhum bapak saya memberikan nama itu. kali ini, tak perlu rubah akte. biarkan jadi cerita saja.
ibu sayalah yang bercerita perihal nama ini. setelah tahu nama saya di tipi rizqillah zaen. blio bercerita bagaimana kata kedua itu bisa sempat hilang dari peradaban.
then time flies......